Yeon Doo mengejar Soo Ah dan
menyuruhnya minta maaf. Soo Ah yang mementingkan harga dirinya menolak untuk
minta maaf karena tidak merasa bersalah. Dia mengungkit-ungkit bahwa
keluarganya lah yang sudah berjasa sebagai penyumbang dana terbesar SMA Sevit.
Yeon Doo bilang kasihan sekali hidup Soo Ah. Soo Ah mengakuinya, lalu dia
kembali berkata melecehkan Yeon Doo dan menyebutnya ‘Sampah’. (GOD!! Mantan
teman satu ini…)
Soo Ah menelepon Dir. Lee dan
berteriak memarahinya. Setelah itu ibunya menelepon. Soo Ah menjawab panggilan
itu dengan nada gemetar dan gugup (kasihan sih sebenarnya, selama ini dia hidup
di bawah tekanan ibunya).
Sebuah bola basket mengenai kepala
Soo Ah. Dong Jae datang dan bilang kali ini dia tidak sengaja. Sso Ah terlihat kesal
lalu bertanya apa Dong Jae mendengar pembicaraannya di telepon. Lalu Dong Jae
bilang pasti hidup Soo Ah sulit. Tapi dia minta Soo Ah tidak usah khawatir,
karena dia akan lupa pembicaraan Soo Ah di telepon tadi.
Real King sedang berdiskusi (atau
berdebat?) tentang keputusan Yeon Doo yang batal setuju dengan usulan kepala
sekolah padahal itu cara terakhir mereka untuk mengembalikan Real King. Tapi
anggota lain mengingatkan bahwa Soo Ah lah tersangka yang melaporkan soal foto
skandal itu. Hyo Sik (anggota yang paling gemuk) mendapat SMS soal konfirmasi
keikutsertaan Real King dalam sebuah kompetisi dance.
Di resto milik ibu Yeon Doo, ayah
Yeol juga ada di sana. Ibu Yeon Doo mulai menyesali sikapnya yang berlebihan
kemarin di sekolah Yeon Doo. Ibunya lalu bertanya apa alasan ayah Yeol
membiarkan Yeol masuk SMA Sevit. Ayah Yeol menjawab bukan dia, tapi Yeol
sendiri yang melilih SMA Sevit karena tidak mau seatap dengan ayahnya.
Di kamar asrama laki-laki, Dong Jae
yang baru masuk sambil memainkan bola basketnya kaget melihat Ha Joon yang
duduk di lantai kamar mandi dengan tangan bersimbah darah. Ha Joon melukai
pergelangan tangannya sendiri (kemungkinan depresi karena perlakuan ayahnya).
Dong Jae ketakutan melihat Ha Joon yang sekarat. Dia ingin menolong Ha Joon
tapi Dong Jae memiliki fobia menyentuh orang.
Yeol datang dan menyuruh Dong Jae
membantunya. Melihat tidak ada respon dari Dong Jae, Yeol memutuskan untuk
memapah Ha Joon sendirian keluar dan menuju RS.
Soo Ah menemukan handuk penuh darah
milik Ha Joon yang terjatuh di halaman sekolah. Dia lalu menemui kepala sekolah
untuk menggunakan benda itu untuk memaksa Yeol ikut tim cheerleading. Ha Joon
adalah sahabat sejati Yeol. Jadi jika berita Ha Joon melukai dirinya sampai ke
telinga ayah Ha Joon, pasti Ha Joon akan menderita. Dan Yeol pasti tidak ingin
sahabat sejatinya terluka. Yeol ingin selalu bersama Ha Joon dan menjaga Ha
Joon tetap di dekatnya.
Real King tampil di festival dance.
Mereka menari dengan semangat dan berhasil menarik perhatian banyak pengunjung.
Saking semangatnya, kaki Yeon Doo sampai terkilir. Tapi dia memaksa gerakannya
karena tidak ingin mengecewakan teman-temannya.
Yeol terduduk lemas di bangku
koridor RS. Air matanya perlahan jatuh dan dia menangis mengingat keadaan Ha
Joon. Dia tidak siap dan tidak akan siap kehilangan sahabatnya.
Real King tidak mendapat juara,
tapi mendapat penghargaan Popular Award. Mereka menyelamati diri mereka sendiri
karena sudah bisa mencapai tahap ini. Yeon Doo memutuskan untuk karaoke
bersama, tapi dua orang dari mereka tiba-tiba memutuskan untuk berhenti dari
Real King. Mereka ikut kompetisi ini karena tidak ingin mengecewakan Yeon Doo.
Yeon Doo bilang tidak apa, suatu saat mereka akan merayakan Real King bersama,
dengan Joon Soo juga. Yeon Doo berkata dia ada urusan. Dan ternyata dia pergi
ke RS untuk mengobati kakinya.
Dokter memarahi Yeon Doo yang
membiarkan kakinya terkilir dan malah menahan sakitnya. Yeon Doo bilang dengan
nada sedih bahwa sakit di kakinya tidak separah itu (hatinya yang jauuuhh lebih
sakit).
Yeon Doo berjalan tertatik-tatih di
koridor RS dan bertemu dengan Yeol. Yeon Doo bertanya apakah Yeol sakit, tapi
Yeol menjawab ketus itu bukan urusan Yeon Doo. Tidak lama kemudian, Ha Joon
selesai melakukan perawatan. Yeon Doo akhirnya menyadari bahwa Ha Joon-lah yang
sakit. Yeol langsung menyambar kalau Yeon Doo harus melupakan pertemuan ini.
Yeon Doo sebal dan bilang Yeol bisa tenang, karena dia tidak akan buka mulut. Lalu
dia pergi dari sana.
Yeon Doo mengumpat Yeol pasti ikut
les privat supaya bisa jadi orang jahat. LOL. Saat dia mengoceh, tiba-tiba dia
melihat wali kelas mereka, Guru Yang ada di sana. Komplain tentang sistem
pembayaran biaya pengobatan (entah pengobatan siapa) yang seharusnya dimasukkan
ke asuransinya. Yeon Doo langsung sembunyi di dekat mesim ATM.
Yeon Doo melihat Yeol dan Ha Joon
berjalan tanpa menyadari wali kelas mereka ada di dekat situ. Yeon Doo berusaha
memberi isyarat pada mereka. Yeol dan Ha Joon sembunyi dan terpisah. Ha Joon
memilih belok ke lorong lain, sementara Yeol malah bergabung dengan Yeon Doo,
bersembunyi di dekat mesin ATM.
Yeol kebingungan mencari keberadaan
Ha Joon dengan matanya. Yeon Doo menepuk bahunya dan memberitahu kemana arah
lari Ha Joon. Yeol sepertinya baru sadar kalau dia tadi spontan memilih
bersembunyi di dekat Yeon Doo dan bukannya bersama Ha Joon.
Yeon Doo terus bicara tentang dia
tidak akan ember tentang keberadaan Ha Joon dan Yeol di RS ini. Tapi Yeol pasti
dapat masalah kalau sampai sekolah tahu kejadiannya. Yeol meliriknya dengan
tatapan terganggu dan menyuruh Yeon Doo diam. Apalagi Guru Yang semakin dekat
berjalan ke arah mereka. Akhirnya Yeol menarik Yeon Doo sembunyi di samping
mesin ATM yang paling sudut. Yeon Doo masih terus mengoceh jadi Yeol terpaksa
menutup mulut Yeon Doo dengan tangannya. Yeon Doo cuma bisa pasrah mulutnya
dibekap begitu.
Begitu Guru Yang pergi, Yeol
menghela nafas lega. Dia (sengaja?) menyandarkan kepalanya sebentar pada Yeon Doo. Lalu melirik Yeon Doo dan menatapnya beberapa saat sambil
tersenyum. Yeol komentar kalau Yeon Doo
terlihat cantik sekalinya mau diam. Yeon Doo kaget sambil mengerjapkan
matanya salah tingkah.
Mereka dikagetkan dengan Ha Joon
yang datang dan bertanya apa yang mereka lakukan di tempat tersembunyi seperti
itu (Ha Joon selalu jadi saksi hidup chemistry di antara Yeol-Yeon Doo,
sepertinya dia juga mulai curiga kalau Yeol tertarik pada Yeon Doo).
Yeol dan Yeon Doo segera bangkit.
Yeon Doo pergi duluan tapi Yeol memanggilnya "Euiri Yeon Doo (Yeon Doo yang Setia)" dan mengucapkan terima kasih (aku
tahu dia bukan berterima kasih karena Yeon Doo berjanji akan menutup mulut,
tapi ucapan terima kasih karena Yeon Doo tidak terganggu skinship dengannya.
Hah!).
Yeon Doo tiba lebih dulu di sekolah
dan bertemu Dong Jae yang menunggu di sana. Yeon Doo memanggil Dong Jae dengan
nada aegyo. Dong Jae menyadari kehadiran Yeon Doo, tapi matanya tertuju ke arah
lain. Dia bahkan mengabaikan Yeon Doo yang merentangkan tangannya untuk menerima
pelukan.
Dong Jae ternyata berlari ke arah
Yeol dan Ha Joon dan bertanya keadaan Ha Joon. Yeol yang masih kesal (karena
Dong Jae menolak membantunya saat Ha Joon sekarat) mengabaikan Dong Jae dan
mengajak Ha Joon masuk. Yeon Doo bertanya pada Dong Jae, tapi Dong Jae bilang
dia tidak bisa memberi tahu Yeon Doo.
Sementara Guru Yang diam-diam
menyaksikan mereka dengan tatapan kasihan. Sepertinya dia sudah tahu tentang
keadaan Ha Joon.
Guru Yang menyuruh Ha Joon untuk
menulis surat perjanjian (supaya tidak bertindak ceroboh lagi). Ha Joon
ketakutan dan meminta kejadian ini dirahasiakan dari ayahnya. Dia bahkan
berlutut memohon supaya Guru Yang jangan memberitahu ayahnya atau nanti dia
akan dimasukkan ke RSJ (ayahnya Ha Joon ini pemimpin RS biasa kan? Bukan Rumah
Sakir Jiwa? Kejam banget sih sampe kepikiran mau masukin anaknya ke RSJ?!).
Kepala sekolah memanggil Yeol dan
bicara tentang keadaan Ha Joon. Dia mulai menekan Yeol untuk menuruti
rencananya tentang tim cheerleading kalau masih ingin melihat Ha Joon. Karena
ayah Ha Joon pasti akan memindahkan Ha Joon ke tempat lain jika sampai tahu. Yeol
dilema.
Yeon Doo tiduran di bangku panjang
di taman sekolah. Dong Jae juga di sana. Dia berkata bahwa dia dikhianati lagi.
Sebelumnya dia melihat dua orang anggota Real King yang mengundurkan diri
setelah kompetisi dance berdiskusi dengan Soo Ah mengenai cheerleading.
"Apa kau lapar, Ha Joon?" |
Yeol berjalan gontai setelah
pembicaraannya dengan kepala sekolah. Dia bertemu Ha Joon yang juga terlihat sedih
di tangga dan mengajaknya makan ramyeon. Mereka menikmati ramyeon mereka sambil
tersenyum (so touching… this bromance :’) )
Keesokan paginya, Yeon Doo berjalan
bersama Dong Jae di halaman sekolah. Dong Jae bertanya kenapa Yeon Doo
menghindari Real King. Yeon Doo menjawab dia tidak melakukannya, dia hanya
buru-buru ke toilet. Mereka bertemu dengan Yeol yang bilang ingin membicaran
sesuatu berdua saja dengan Yeon Doo. Dong Jae membalik badan. Yeol mengajak
Yeon Doo bergabung dengannya di tim cheerleading. Yeon Doo heran dengan sikap
Yeol yang awalnya menolak masuk tim cheerleading tapi sekarang malah
mengajaknya bergabung. Yeol bilang itu sudah berlalu. Yeon Doo menyatakan
alasannya menolak ajakan Yeol.
“ Satu, aku tak suka dengan orang
yang menarik perkataannya sendiri. Dua, aku tak mau melakukan apapun yang
berkaitan dengan Kwon Soo Ah. Tiga, untuk alasan itulah, aku tidak mau
melakukan cheerleading dengamu!”
Bersambung ke episode 3
Komentar :
Episode ini penuh dengan perkembangan konflik. Soo Ah yang ambisius. Real King yang berpencar. Ha Joon yang suka melukai dirinya sendiri karena depresi. Dan akhirnya aku mengerti dengan sikap Dong Jae yang seperti menjaga jarak dengan orang lain. Awalnya aku kira akting VIXX N sebagai Dong Jae masih kurang, tapi sepertinya karakter Dong Jae memang seperti itu. Terlihat out of space. Itu karena dia punya disabilitas (dugaanku dia mengalami perlakuan tidak menyenangkan di rumahnya). Well, we'll see.
Mengenai orangtua Yeon Doo dan Yeol yang berteman, kupikir mereka cuma sahabatan, seperti Dong Jae-Yeon Doo. Aku gak berharap ada hal lebih dari hubungan mereka. Ibu Yeon Doo JJANG! Dia berjuang membela anaknya yang diperlakukan secara gak adil di sekolah. Walaupun setelahnya dia baru sadar kalau dia tadi ketakutan sudah berteriak-teriak di depan guru-nya Yeon Doo. Haha. Seenngaknya ada orangtua yang gak brengsek di drama ini.
Ayah Yeol gak keliatan kayak orangtua yang kaya dan ambisius kayak orangtua lain. Maksudku dia gak keliatan mewah dengan dasi, jas rapi dan sebagainya. Justru dia keliatan low profile dan aku suka gayanya.
Mengenai bromance antara Yeol-Ha Joon. Yeol terlihat sebagai orang yang benar-benar menjaga persahabatannya. Bahkan kepala sekolah menggunakan fakta kalau Yeol pasti ingin lulus bersama Ha Joon untuk memaksa Yeol menuruti kemauannya. Yeol tidak ingin Ha Joon terluka, jadi akhirnya dia terpaksa menjilat ludahnya sendiri untuk meminta Yeon Doo bergabung tim cheerleading.
Aku suka adegan saat Yeol-Ha Joon menikmati ramyeon tengah malam. Mereka tersenyum seolah tanpa beban. Seolah mereka bersyukur memiliki sahabat di tengah masalah mereka.
151010, 21. 58 WIB
Ujen/박수잔
Tidak ada komentar:
Posting Komentar