Kepala sekolah dan Guru Im berbasa-basi dengan
orang-orang dari Dinas Pendidikan. Kepala Dinas Pendidikan tertawa sinis,
mengatakan tentang pertunjukan cheerleading SMA Sevit yang menarik, dan SMA
Sevit yang tidak mengenal takut. Kepala sekolah tidak tahu harus menjawab apa. Kepala
dinas berkata akan meinvestigasi ulang kasus Guru Yang setelah melihat spanduk
tim cheers. Dia merasa ada yang aneh dengan kasus ini. Kepala sekolah jadi
cemas.
Tim cheers berpesta di ruang klub Baekho. Semua
bergembira sambil menikmati ayam goreng dan cola mereka. Kecuali Soo Ah. Guru
Nam memuji ide soal spanduk yang dibawakan oleh tim cheers tadi, walaupun ada
beberapa dari mereka yang salah gerakan (terutama Kim Yeol dan Ha Joon! Haha.
Blackhole Duo), tapi tujuan tim cheers yang utama sudah mereka penuhi, yaitu
menyemangati seseorang (Guru Yang).
Yeon Doo berkata soal Na Yeon yang Jae Young yang
ingin menyampaikan sesuatu kepada Guru Yang. Jae Young mulai berkata dengan
malu-malu kalau dia mengaku salah dan meminta maaf, begitu juga dengan Na Yeon.
Guru Yang tersenyum berbesar hati, tanda tanpa mereka minta maaf pun, Guru Yang
sudah memaafkan mereka. Jae Young lalu menegur Soo Ah untuk menyampaikan
maafnya, tapi Soo Ah dengan ketus nada angkuh berkata dia tidak merasa
bersalah. Semua orang menatapnya sebal. Jae Young yang kesal lalu membentak Soo
Ah, Yeon Doo menenangkan Jae Young dan berkata mereka tidak boleh merusak mood
hari itu.
Soo Ah malah menatap sebal Yeon Doo dan berkata Yeon
Doo pasti senang, tapi dia tidak akan membiarkan keberhasilan Yeon Doo bertahan
lama (heol, enyah saja kau!).
Kepala sekolah datang dan menyuruh Yeon Doo, Jae
Young dan Na Yeon menemuinya di ruangan kepsek. Soo Ah tersenyum licik.
Ha Joon mengejar kepala sekolah yang sedang berjalan
bersama Yeon Doo, Jae Young dan Na Yeon menuju ruangannya. Kepala sekolah
bertanya ada apa, Ha Joon melirik Yeon Doo sebelum menjawab kalau dia juga yang merencanakan pertunjukan tadi, jadi dia juga harus dihukum.
Lalu tiba-tiba Yeol juga menyusul dan berkata dia
ikut terlibat, karena dia ingin membela Guru Yang diperlakukan dengan tidak
adil. Dan mendadak semua anggota Real King minus Joon Soo (Joon Soo ke mana
sih? Aku perhatiin dia bahkan gak ikut pertunjukan dan penampilannya digantikan
oleh stunt(?). Apa aktor Ooon yang meranin Joon Soo sedang ikut ujian sekolah,
jadi dia gak ikut syuting?) mengerumuni kepsek dan mengatakan mereka juga
terlibat. Yeol dengan nada sengaknya menantang kepala sekolah, berkata pasti
beliau tertekan jika harus mengeluarkan banyak murid. Guru Im tertawa
meremehkan, lalu dia berkata akan tetap menulis nama mereka satu-persatu, tapi
kepala sekolah memukul tangannya dan langsung pergi dengan kesal. Haha. Kim
Yeol dilawan.
(karena sering ngikutin forum soompi SGG, aku jadi
suka merhatiin hoodie atau juga sweater yang dikenakan pemainnya. Pertama Dong Jae dengan ‘Don’t
Worry be Happy’-nya ketika adegan dia latihan sendiri dan ada Soo Ah yang
terlihat cemas. Lalu waktu Yeol memeluk Yeon Doo sebelum pertunjukan, hoodie
yang Yeol kenakan bertuliskan ‘Stuck on You’. Sekarang, hoodie hijau Yeol
bertuliskan sebuah quote yang kalo diartiin kira-kira, ‘Perasaan yang lega dan
puas setelah latihan keras.’ Seolah-olah stylist-nim sengaja dan kebetulan
banget bisa dapet hoodie yang pas gitu dengan keadaan yang sedang terjadi. Haha.
Good job, stylist-nim!).
Ha Joon sedang belajar di kamarnya lalu mengeluarkan
plester dan salep luka dari Yeon Doo. Dia mengamati benda itu sambil tersenyum.
Dia mengingat saat Yeon Doo memberikan obat itu dan berkata supaya Ha Joon
jangan terluka lagi. Dia tersentuh dengan kebaikan hati Yeon Doo.
Yeol masuk ke kamar dan berkata dia kaget karena Ha
Joon tiba-tiba bertindak seperti tadi, dia khawatir bagaimana jika ayah Ha Joon
tahu soal ini. Yeol lalu bertanya kenapa Ha Joon seperti itu, Ha Joon hanya
menjawab, “Begitulah,” sambil tersenyum. Yeol bingung dengan jawaban mengambang
itu.
Guru Yang kembali diterima sebagai tenaga pengajar
di SMA Sevit karena hasil investigasi membuktikan kalau dia tidak bersalah. Kepala
sekolah berkata Guru Yang menyedihkan karena bertindak berani melaporkannya ke
Dinas Pendidikan padahal dia hanya guru honor yang kontraknya tinggal dua bulan
lagi. Guru Yang membalas sekarang dia malah jauh lebih berani. Dia tahu rencana
Kepala sekolah yang ingin mencari cara mengeluarkan Yeon Doo, tapi karena
sekarang dia sudah kembali ke sekolah, maka hal itu akan sulit diwujudkan oleh
kepala sekolah.
Yeon Doo mengundang Guru Yang untuk pesta
kecil-kecilan di rooftop sekolah untuk menyambut Guru Yang yang kembali lagi ke
SMA Sevit. Yeon Doo memesan jjajangmyeon (mi kedelai hitam) dari luar. Guru
Yang mengingatkan Yeon Doo akan dapat
poin karena memesan makanan luar.
Yeon Doo mengambil lobak kuning dan menaruh di wadah
jjajangnyeonnya, tapi Yeol langsung merebutnya. Yeon Doo kembali mengambil
lobak, tapi Yeol kembali mengambilnya. Yeon Doo jadi kesal, sementara Yeol
hanya tersenyum jail. Guru Yang yang melihat itu berkomentar Yeol dan Yeon Doo
sudah berani pamer kalau sedang pacaran (yasss), padahal di depan mereka ada
dua orang jomblo. Ha Joon tersenyum kecil melihat Yeol dan Yeon Doo.
Tae Pyung (anggota Baekho yang berkacamata) memekik
malam-malam, mengagetkan murid lain yang sedang belajar santai di sebuah
ruangan atau juga bangunan yang disebut Sevit Island (tempatnya cozy banget
buat baca-baca dan belajar). Buku catatan Tae Pyung ada yang merusaknya, dia
bertanya siapa pelakunya, tapi tentu saja semua orang tidak peduli.
Yeon Doo sedang belajar juga bersama Dong Jae, dia
berkomentar aura ujian mid sudah terasa, dia menganggap kejam orang yang
merusak buku Tae Pyung. Dong Jae berkomentar orang-orang di sana selalu mencari
cara untuk bersaing karena mereka tidak akan memang hanya dengan belajar. Lalu
Yeon Doo berbisik, kalau memang begitu, seharusnya mereka merobek saja buku
catatan si Peringkat 1. Kim Yeol.
Si Peringkat 1 tiba-tiba melempar buku catatannya ke
meja Yeon Doo dan Dong Jae. Dia berkata pasti Yeon Doo menginginkannya. Yeon
Doo dan Dong Jae membuka buku itu dan kagum melihat isinya. Yeon Doo pura-pura
tidak tertarik karena dia masih punya harga diri. Yeol lalu menarik lagi
bukunya tapi Yeon Doo tiba-tiba menawarkan berapa bayaran yang harus dia keluarkan
untuk buku catatan itu. LOL.
Lalu mulailah Guru Yeol mengajar Murid Yeon Doo,
hehe. Mereka belajar berdua di ruang laundry. Yeon Doo jatuh tertidur jadi Yeol
mengetuk dahinya dengan pena untuk membangunkannya dan memanggilnya ‘Nona
Pelanggan’. Yeon Doo berkata seperti ada yang terus-menerus menyemprotkan gas
tidur padanya.
Yeol bertanya kenapa Yeon Doo tetap nekat masuk
Sevit padahal dia tahu kalau itu sulit. Yeon Doo menjawab karena dia ingin
berterima kasih pada ibunya yang sudah membesarkannya sendirian dengan kerja
keras. Jadi ketika ibunya berkeinginan supaya Yeon Doo masuk SMA Sevit, Yeon
Doo berusaha memenuhi permintaannya. Yeol menatapnya tanpa berkedip.
Yeon Doo menatap earplug berbentuk kucing di
ponselnya. Yeol bertanya apa itu, Yeon Doo menjawab kalau itu jimat
keberuntungannya. Dia akan lebih tenang kalau ada earplug itu.
Seseorang masuk ke ruangan itu membuat Yeol dan Yeon
Doo refleks menelungkupkan kepala mereka (Mwoya? Dikira mereka bisa sembunyi
dengan cara begitu? Haha). Ternyata orang itu adalah Jae Young yang juga
berencana mencari tempat yang tenang untuk belajar. Jae Young kaget melihat
mereka berdua ada di sana. Dia menggoda kalau pertemuan itu adalah kencan
rahasia antara si Peringkat 1 dan si Peringkat 196. Yeol menjawab dia hanya
ingin melakukan kegiatan amal saja.
Yeon Doo bertanya bukankah Jae Young akan belajar di
toilet. Jae Young menjawab dia sudah keduluan Soo Ah (hehe, sekarang Jae Young
ogah dekat-dekat Soo Ah).
Soo Ah belajar semalam suntuk di toilet, tepatnya
sih di dekat wastafel. Lalu tiba-tiba hidungnya mengeluarkan darah. Dia mimisan
karena terlalu memforsir fisiknya untuk belajar tanpa istirahat. Dia
cepat-cepat mengelap hidungnya dengan tisu yang sudah dia persiapkan. Lalu dia
kembali melanjutkan belajarnya.
D-3 Ujian Mid Semester.
Tim cheers belajar di ruangan klub Baekho. Tae Pyung
terlihat kesal karena Hyosik tidak juga paham dengan pelajarannya. Dia
menyindir Hyosik seharusnya malu diajari adik kelas sepertinya (jadi Tae Pyung,
Da Mi dan satu lagi cewek anggota Baekho adalah adik tingkat mereka alias kelas
1. Wajar saja Da Mi memanggil Yeon Doo dengan sebutan ‘Eonni’, sedangkan Tae
Pyung memanggil Ha Joon, Yeol dan Hyosik dengan sebutan ‘Hyung’).
Hyosik malu tapi langsung balik memarahi Tae Pyung
karena sudah berani bicara tidak sopan pada seniornya. Semua orang menahan tawa
mendengarnya.
Yeol lalu berkomentar bahwa tanpa mereka sadari,
mereka berkumpul seperti ini. Jae Young menimpali itu karena sudah menjadi
kebiasaan mereka. Semua tersenyum (selama aku menyebut ‘semua’ di sini itu
artinya minus Soo Ah, Soo Ah terlihat diam saja karena fokus utamanya adalah
belajar). Na Yeon kemudian bertanya peringkat Da Mi, Da Mi menjawab dia
peringkat 158. Lagi-lagi mereka kembali tertawa. Soo Ah tidak tahan lagi, dia
menyuruh orang-orang untuk diam. Na Yeon berkomentar bahwa Soo Ah terlalu
tegang. Padahal si Peringkat 1 juga terlihat santai dan biasa-biasa saja. Soo
Ah lalu pergi dari ruangan itu, diikuti tatapan heran dari orang-orang. Soo Ah
mulai dikucilkan.
Soo Ah kembali mimisan. Guru Yang melihatnya dan
merasa khawatir. Dia meminjamkan sapu tangannya pada Soo Ah.
Guru Yang menasehati Soo Ah untuk tetap menjaga
kesehatan walaupun sedang menjelang ujian. Soo Ah mendengus sinis, dia berkata
bahwa dia tidak akan minta maaf pada Guru Yang (lha, emang Guru Yang nyuruh dia
minta maaf?). Dia mengatakan karena itu dia sekarang dikucilkan dan bahkan
mendapat poin pinalti. Lalu dia melangkah pergi dari sana, tapi Guru Yang
kembali memanggilnya, mengatakan dia tahu kalau sebenarnya Soo Ah kesepian. Jika
Soo Ah tidak mampu berdiri lagi, Guru Yang aka nada untuk membantunya. Tapi Soo
Ah menolak bantuan Guru Yang karena dia merasa tidak punya waktu untuk itu. Harga
dirinya sudah menguasai hatinya.
Yeol kembali mengajari Yeon Doo. Yeon Doo yang
sepagi itu sudah mengantuk, tidak bisa konsentrasi mendengarkan penjelasan
Yeol. Yeol tersenyum mengamati wajah tidur Yeon Doo. So sweet~
Yeol melihat keluar dan menyadari kalau sinar
matahari lumayan terik. Dia lalu perlahan-lahan membuat benteng penghalang
sinar matahari dari bukunya supaya Yeon Doo tidak terganggu tidurnya. Dia
menempelkan post-it di dahi Yeon Doo yang berisi ajakan nonton film bersama
*kyaaoo*. Lalu dia pergi dari sana sambil tersenyum. Boy, you’re dumbly falling
in love.
Di kelas, pelajaran matematika Guru Yang.
Yeol memberi kode pada Yeon Doo untuk mengecek
ponselnya karena Yeol mengirim SMS. Yeon Doo mencari kesempatan untuk mengintip
ponselnya. Tapi guru Yang memergokinya dan menyita ponselnya. Yeon Doo merengek
dan meminta ponselnya dikembalikan. Guru Yang menolak, Yeon Doo lalu berusaha
mengambil jimat kucingnya, tapi Guru Yang tidak mau tahu.
SMS Yeol sepertinya belum sempat dibaca Yeon Doo,
SMS yang berisi jawaban Yeon Doo soal ajakan nonton filmnya.
Yeol bertanya tentang jimat kucing Yeon Doo yang
ditahan Guru Yang. Yeon Doo kesal dan menyalahkan Yeol karena mengiriminya SMS
di kelas. Yeol mendekatkan wajahnya supaya sejajar dengan Yeon Doo dan bertanya
memangnya Yeon Doo ingin menjawab apa soal ajakan kencannya. Yeon Doo menjawab
dia akan membalas SMS Yeol dengan, “Jika aku turun ke peringkat 197, itu semua
salahmu.” LOL.
Yeol lalu mengintip ruang Guru (murid dilarang masuk
ke sana selama masa-masa menjelang dan ketika UTS berlangsung). Dia bergumam
dia pasti sudah gila karena mau-maunya melakukan ‘kejahatan’ itu (dia berniat
mengambil kembali ponsel Yeon Doo di meja Guru Yang). Yeol baru akan berbalik
saat tiba-tiba dia ingat bahwa jimat kucing itu sangat penting bagi Yeon Doo. Akhirnya
dia memutuskan untuk menyusup ke dalam ruang guru.
Yeol langsung mencari ponsel Yeon Doo dan berhasil
menemukannya di laci Guru Yang. Begitu akan keluar, tiba-tiba seorang guru
masuk dan heran karena Yeol ada di sana. Yeol menjelaskan dia hanya mau
mengambil ponselnya. Bu Guru lalu menyuruh Yeol cepat keluar karena murid
dilarang masuk ke sana selama masa ujian.
Di kantin.
Yeon Doo masih mengeluh soal jimat kucingnya. Yeol
menghampirinya dan berkata itu hanya tahayul. Lalu Hyosik (he’s our OTP’s no. 1
fanboy ;) ) datang dan menggoda mereka yang akhir-akhir ini selalu kelihatan
berdua ke mana-mana. Hyosik mengeluarkan ponselnya dan pura-pura jadi reporter,
dia merekam video ‘wawancara’-nya dengan terduga pasangan Yeol-Yeon Doo. Yeon
Doo hanya tertawa-tawa, jadi Yeol yang menjawab pertanyaan ‘reporter’ Hyosik
dengan jawaban yang tidak jelas. Belakang mereka, Guru Im yang sedang
membongkar isi tasnya di meja kasir melihat dengan pandangan tidak suka, lalu
dia pergi dari sana, menghindari Yeon Doo yang kejar-kejaran dengan Hyosik.
Pelajaran selanjutnya adalah Bahasa Inggris yang
diajari Guru Im. Guru Im berkomentar kalau kelas 2-3 sangat tenang ketika
sedang musim ujian. Dia pura-pura takjub karena Yeon Doo ikutan serius. Lalu
dia membagikan hasil ujian sebelumnya. Begitu tiba giliran Yeol, Guru Im
menyuruh semuanya bertepuk tangan karena nilai Yeol tertinggi di angkatana
mereka. Guru Im bertanya bagaimana bisa Yeol mendapat nilai tinggi di semua
mata pelajaran. Yeol hanya tersenyum
santai melihat hasil ujiannya. Sementara Soo Ah merasa tertekan, karena
nilai ujiannya menurun, walaupun dia tetap peringkat 2. Sekolah Ivy tetap akan
mempertimbangkan masalah nilai dan peringkat.
Begitu pelajaran berakhir, Soo Ah memanggil Guru Im
dan meminta koreksi soal jawaban esainya. Lalu tiba-tiba Hyosik dan satu orang
lagi dari klub Real King tidak sengaja menabrak Guru Im yang sedang berdiri di
depan pintu. Guru Im jatuh dan semua isi tasnya berhamburan keluar. Guru Im
mengejar mereka. Sementara Soo Ah memungut USB milik Guru Im untuk memeriksa
isinya.
Guru Im kelabakan mencari USB-nya di ruang guru.
Guru Yang bertanya ada apa, Guru Im menjawab dia baru saja kehilangan USB-nya
yang berisi soal ujian mid Bahasa Inggris. Guru wanita yang sebelumnya
memergoki Yeol berkata dia melihat Yeol ada di ruang guru beberapa waktu lalu.
Guru Im langsung bangkit mencari Yeol, Guru Yang berusaha menenangkannya.
Soo Ah memeriksa isi USB milik Guru Im di bilik
toilet. Dia segera mengcopy filenya lalu membuang USB itu ke kotak sampah. Begitu
tiba diluar toilet, dia mendengar pembicaraan guru yang sedang mencurigai Yeol
sebagai pencuri USB milik Guru Im. Soo Ah langsung mengambil kembali USB itu
dari kotak sampah dan merencanakan sesuatu.
Soo Ah yang baru datang ke klub Baekho langsung menaruh
USB itu ke tas milik Yeol, lalu pura-pura tidak terjadi apa-apa. Guru Im yang
datang langsung melabrak Yeol, walaupun Guru Yang sudah mencoba
menenangkannya. Yeol marah melihat tasnya dibongkar oleh Guru Im. Guru Im lalu
menemukan USB-nya. Semuanya kaget karena tidak pernah mengira seorang Yeol mau
mencuri USB berisi soal mid. Yeol berusaha membela diri dan berkata dia tidak
tahu apa-apa. Guru Im meminta ayah Yeol datang saat rapat darurat nanti.
Yeon Doo yang sedang menuruni tangga melihat Yeol
yang sedang berjalan sendirian. Dia baru akan memanggil Yeol tapi diurungkannya
karena melihat Yeol ditatap dengan ekspresi diremehkan oleh murid-murid yang
berpapasan dengannya. Yeol tertunduk sedih tapi kemudian dia balas menatap
mereka sambil tersenyum sinis. Itu adalah pertama kalinya orang-orang tidak
memberikan tatapan kagum dan iri pada si Peringkat 1. Yeon Doo menatapnya
sedih.
D-1 UTS.
Tim cheers juga membicarakan Yeol karena ada yang
menduga dia berbuat curang supaya bisa mendapat nilai sempurna. Yang lain
berkata hal itu belum tentu kebenarannya, tapi yang pasti, USB itu memang
ditemukan di tas Yeol. Ha Joon kesal mendengar sahabatnya dibicarakan seperti
itu. Tapi dia didului Yeon Doo yang langsung bangkit menegur mereka. Di saat
Yeol tidak ada, mereka baru berani menggosipkannya. Tapi di saat Yeol ada,
mereka hanya diam. Apa karena Yeol dihukum, jadi peringkat mereka bisa naik
karena saingan berkurang. Yeol hampir menangis bertanya apa mereka tidak bisa
memahami perasaan Yeol sekarang. Seharusnya mereka tidak ikut-ikutan orang lain
yang sedang membicarakan Yeol. Semua orang terdiam merasa bersalah.
Rapat darurat diadakan. Dihadiri oleh KepSek, Guru
Im, Guru Yang, guru yang menjadi saksi, Yeol dan juga ayahnya. KepSek mulai menjelaskan
kronologis kejadiannya. Ayah Yeol bertanya soal buktinya, KepSek menjelaskan
mereka punya bukti yang kuat tentang rekaman CCTV yang menunjukkan bahwa Yeol,
pada jam istirahat memang masuk ke ruang guru. KepSek mengatakan kasus ini
sangat serius, jadi Yeol dihukum skors 20 hari. Yeol melirik ayahnya, menunggu
kalimat apa yang akan keluar dari mulutnya.
Ayah Yeol mendesah pasrah, dia lalu meminta
keringanan hukuman bagi Yeol, dan berkata akan membantu soal sarana sekolah. Dia
juga berkata Yeol pasti akan menyesali perbuatannya. Lalu tiba-tiba Yeol
tertawa, semua orang menatapnya heran. KepSek bertanya apa yang lucu, Yeol
menjawab dia hanya ingin tertawa, lalu menambahkan dengan nada sarkastiknya
yang biasa, dia merasa tidak ada gunanya dia hadir di ruangan rapat itu. Semua
orang terus bicara tanpa pernah memberinya kesempatan untuk menjelaskan. Jadi
dia memutuskan untuk pergi dari sana dan menyindir ayahnya, seharusnya ayahnya
ikut membantu SMA itu dengan menyumbang dana soal pembangunan gerbang belakang
sekolah untuk menggantikan hukumannya.
Yeol menyeret kopernya keluar dari asrama, Ha Joon
menatapnya sedih karena tidak bisa membantu. Yeol mengucapkan selamat tinggal
pada Ha Joon. Sementara di belakang mereka, orang-orang masih membicarakannya. Mereka
memprediksi bahwa tanpa Yeol, Soo Ah dipastikan akan menempati peringkat 1.
Yeon Doo menghentikan langkah Yeol di dekat parkiran
mobil, tempat ayah Yeol sudah menunggunya. Yeol merasa bersalah karena dia,
Yeol harus mengalami hal seperti ini. Yeol menatapnya sambil tersenyum, dia
memberikan jimat kucing milik Yeon Doo lalu menepuk kepalanya . sambil
tersenyum, Yeol mendoakan semoga ujian Yeon Doo sukses *aww, tidak bisakah kau
peluk saja dia, Yeol? :’( *. Ayah Yeol memperhatikan mereka dari kejauhan.
Yeol dan ayahnya tiba di rumah mereka yang mewah
tapi hampa. Yeol menyeret kopernya menuju kamar, ayahnya mengikutinya. Ayahnya
berusaha membuka percakapan soal rapat tadi. Yeol cuek saja. Ayahnya berkata
semua bukti kuat mengarah padanya, jadi dia tidak bisa apa-apa. Yeol menghela
nafas menahan kesal dan berkata dia sudah tahu. Lalu dia minta ayahnya keluar
karena dia ingin beres-beres.
Yeol berjalan keluar kamar, matanya tertuju ke
sebuah sofa. Ingatannya melayang ke masa kecilnya yang terabaikan kedua
orangtuanya. Yeol kecil duduk meringkuk di sofa itu dan selalu menjadi saksi
pertengkaran mereka. Tidak ada yang peduli dengannya. Puncaknya ketika ayahnya
menuntut cerai dan ibunya pergi dengan orang lain. Yeol kecil bertahan hidup hanya
dengan memakan roti tawar berhari-hari, sampai tidur di sofa itu, berharap
kedua orangtuanya kembali. Tapi semuanya tidak terwujud.
Itulah alasan Yeol meninggalkan rumahnya, karena
rumah itu menyimpan banyak kenangan yang menyakitkan baginya. Sejak saat itu
dia memutuskan untuk tidak mempercayai orang dewasa lagi.
Ibu Yeon Doo bertemu dengan ayah Yeol (di SMA
Sevit?). Ibu Yeon Doo membicarakan soal hubungan ayah Yeol dan anaknya (sekedar
info saja, hingga sekarang, baik ibu Yeon Doo maupun ayah Yeol sama-sama belum
tahu seperti apa rupa Yeol dan Yeon Doo karena mereka tidak pernah
diperkenalkan secara resmi oleh masing-masing. Yeol memang pernah bertemu ibu
Yeon Doo, tapi mereka sama-sama tidak tahu bahwa mereka terikat sebuah hubungan
yang rumit). Ibu Yeon Doo menasehati ayah Yeol bahwa sikapnya terhadap Yeol itu
salah. Seharusnya ayah Yeol mengatakan bahwa dia percaya pada anaknya, bukannya
malah mengemis minta keringanan hukuman.
D-day. UTS dimulai.
Yeon Doo menatap sedih kursi Yeol yang kosong. Tanpa
sadar, dia bahkan menuliskan nama Kim Yeol di lembar jawaban soal ujian
matematikanya.
Sementara Yeol melakukan tugas pelayanan masyarakat
dengan membantu membersihkan panti jompo. Yeol bekerja dengan cekatan sampai
dia mendengar suara seseorang bernyanyi. Senyumnya mengembang menyadari kalau
itu Yeon Doo. Dia bergegas menemui Yeon Doo yang sedang menghibur para orang
tua di sana. Yeon Doo melambaikan tangan padanya.
Mereka berjalan di sekitar panti jompo itu. Yeol
bertanya bagaimana ujian Yeon Doo, Yeon Doo menjawab buruk karena gurunya (Kim
Yeol) meninggalkannya. Yeon Doo lalu bertanya sampai kapan Yeol akan seperti
itu, dia pikir Yeol akan menggunakan otaknya untuk membersihkan namanya dan
menunjuk siapa pelaku sebenarnya. Yeol tertawa dan berkata dia bukan Detective
Conan. Yeon Doo membalas Yeol jauh lebih hebat dari Conan (iya deh, kalo ada
drama Detective Conan versi Korea, sepertinya Lee Won Geun cocok jadi
Shinichi-nya :3 ).
Yeol kembali menepuk kepala Yeon Doo dan berterima
kasih karena Yeon Doo sudah percaya pada Kim Yeol. Bukan si Peringkat 1 Kim
Yeol, tapi hanya Kim Yeol saja. Dia merasa bersyukur karena masih ada yang
percaya padanya di saat semua orang menggosipkannya. Yeon Doo tersenyum sambil
memegang kepalanya yang baru disentuh Yeol.
Yeon Doo kembali ke asrama pada saat malam. Dia
mengendap-endap menuju ruang CCTV untuk mencari bukti yang bisa membersihkan
nama Yeol. Ternyata Ha Joon juga ada di sana, sedang mengcopy rekaman video
CCTV yang bisa dijadikan bukti kalau Yeol tidak bersalah. Mereka hampir
ketahuan pengawas, tapi mereka berhasil sembunyi di balik lemari. Setelah
pengawas pergi, akhirnya mereka bisa menghela nafas lega. Partner in Crime,
huh?
Ha Joon mengajak Yeon Doo memeriksa video CCTV yang
baru saja di copy filenya. Dia beralasan bahwa matanya tidak kuat jika harus
memeriksa video-video itu sendirian.
Mereka memeriksa video-video itu melalui laptop
masing-masing. Yeon Doo merasa badannya pegal-pegal, lalu dia tertidur. Ha Joon
yang menyadarinya berusaha mengambil pena yang masih dipegang Yeon Doo, tapi
Yeon Doo mendadak bangun. Ha Joon melongo lalu mengembalikan lagi pena itu ke
tangan Yeon Doo. Cute.
Yeon Doo mengeluh dia lapar dan menawarkan Ha Joon
untuk makan. Mereka lalu memesan jjajangmyeon dan memakannya di ruang laundry
(ada apa dengan ruangan ini? Hana, Yeon Doo dan Dong Jae bikin spanduk protes
di sana. Dul, Yeon Doo dan Yeol belajar bersama di sana. Set, sekarang Yeon Doo
dan Ha Joon makan jjajangmyeon bersama di sana. Kkkk). Yeon Doo berkata dia
lebih suka jjajangmyeon daripada pizza atau ayam. Ha Joon bercerita dia sering
memakan jjajangmyeon bersama Yeol sejak kecil, karena kedua orangtua mereka
sibuk bekerja.
Ha Joon baru akan mengambil lobak tapi Yeon Doo
menghalanginya. Ha Joon ingat waktu makan jjajangmyeon di rooftop bersama Guru
Yang, Yeon Doo dan Yeol, lobak milik Yeon Doo selalu direbut Yeol. Jadi kali
ini, dia membiarkan Yeon Doo memakan semua lobaknya.
Hasil UTS diumumkan di papan pengumuman. Soo Ah
menduduki peringkat pertama. Orang-orang berkomentar pasti karena Kim Yeol
tidak ikut ujian. Soo Ah tersenyum puas.
Ibu Soo Ah mengajak anaknya makan di restoran mahal
dan memberikan hadiah tas limited edition karena akhirnya Soo Ah berhasil
menjadi Peringkat 1. Soo Ah berterima kasih dan berjanji akan mempertahankan
posisinya. Ibunya minta maaf karena selama ini sudah sering memarahi Soo Ah
(hubungan mereka ini jadi kayak hubungan bos dan artis binaannya dibanding ibu
dan anaknya).
Soo Ah memamerkan tas baru itu dengan menaruh di
atas meja belajarnya. Na Yeon dan Jae Young datang memuji tas itu. Na Yeon lalu menyindir ibu Soo Ah pasti banyak uang karena bisa membelikan tas mahal setelah
Soo Ah meraih peringkat 1. Jae Young menyenggol Na Yeon, mengatakan kalau
itulah satu-satunya kesempatan Soo Ah karena sebentar lagi Yeol akan kembali.
Soo Ah kaget, jadi Jae Young mengatakan bahwa Yeon Doo sedang mencari bukti
rekaman CCTV untuk membersihkan nama Yeol. Mungkin sebenarnya mereka sudah tahu
kalau pelaku sebenarnya adalah Soo Ah, jadi mereka sengaja mengatakan itu untuk
memancing respon Soo Ah.
Yeon Doo menelepon Ha Joon dan bertanya soal
perkembangan video itu. Setelah selesai menelepon, dia heran karena Soo Ah
berdiri di depannya dengan tampang bingung (lagi-lagi, aku ngerasa stylist-nim
memang sengaja makein mereka baju-baju dengan caption yang mencerminkan suasana
saat itu, kali ini sweater Soo Ah bertuliskan, ‘Find Me’)
Yeon Doo lalu mendapat pesan video dari Hyosik
dengan caption, “Untuk Kang Yeon Doo yang kesepian karena LDR-an, aku
mengirimkan video yang menyedihkan ini padamu.” Haha.
Yeon Doo tertawa geli, tapi dilihatnya juga video
yang merekam saat mereka di kantin. Hyosik bertindak sebagai reporter dan
bertanya soal hubungan Yeol-Yeon Doo. Tanpa sengaja, Guru Im yang sedang
membongkar isi tasnya di meja kasir ikut terekam.
“Aku menemukannya!” gumam Yeon Doo.
Jae Young bertanya soal apa. Yeon Doo menjawab dia
sudah menemukan bukti untuk membela Yeol. Soo Ah kaget mendengarnya.
Komentar
:
Aku. Sebel. Sama. Ayahnya. Yeol.
Dia bersikap seolah gak percaya sama Yeol. Baguslah
ibunya Yeon Doo nolak lamarannya. Dia berhak dapet pria yang jauh lebih baik
dari ayah Yeol *padahal modus supaya Yeol-Yeon Doo tetap bersatu*. Ayah Yeol
bahkan gak memeriksa sendiri rekaman CCTV misalnya, dan langsung percaya aja
waktu kepala sekolah bilang ada bukti kuat yang memberatkan Yeol. Walaupun
memang Yeol bersalah, seharusnya dia bisa menenangkan hati anaknya dengan
berkata, ‘Ayah percaya padamu.’ Bukan percaya kalau anaknya gak salah atau
bermaksud membela anaknya, tapi setidaknya percaya kalau anaknya punya alasan
tertentu kenapa bertindak seperti itu. Dia gak kenal sama anaknya sendiri. Wajarlah
kalau Yeol benci sama dia. Selain gak diurusin waktu masih kecil, setelah besar
pun ayahnya gak pernah cari kesempatan buat bicara dengan dia. Memang dia
ngerasa bersalah karena udah nelantarin anaknya, tapi apa karena itu dia lantas
ngebiarin rasa bersalah selamanya?
Yah, aku harap Yeon Doo dan ibunya bisa menjadi
jembatan komunikasi antara Yeol dan ayahnya (tapi please Writernim, jadikan ‘perahu’
Yeol-Yeon Doo berlayar~).
Soal Soo Ah… I lost my sympathy to this girl. Dia
udah gak pantes dikasihani. Di saat dua teman klub Baekho dengan kesadaran
mereka berani minta maaf atas kesalahan mereka dalam kasus Guru Yang, Soo Ah
tetap dengan harga dirinya yang selangit itu menolak minta maaf, padahal semua
orang tau dia itu dalang yang bikin Guru Yang, yang notabene wali kelasnya
sendiri hampir dipecat. Untungnya orang-orang dari Dinas Pendidikan masih tau
yang mana yang benar. Bisa gawat kalau drama Sassy Go Go ini sekronis Angry
Mom, yang bahkan sampe Menteri Pendidikannya ikut terlibat korupsi di sebuah
SMA. Ibunya Soo Ah juga mengerikan. Setelah anaknya bisa mencapai keinginannya,
baru anaknya diperlakukan sebagai ‘anaknya’. Dibelikan tas edisi terbatas,
ditraktir makanan enak, dan minta maaf karena udah marah-marahin anaknya. Heol,
liat aja nanti kalau nilainya Soo Ah turun lagi, atau dia kembali ke peringkat
ke dua. Aku gak yakin Soo Ah bakal disapanya.
Gak heran anaknya jadi tertekan dan sakit. Sakit
fisik dan sakit jiwa.
Yeol… ah Yeor-ah… rasanya pengen puk puk kepala Yeol
kecil waktu dia mengalami masa kecil yang menyedihkan. Jadi saksi pertengkaran
kedua orangtuanya, bahkan cuman bisa makan roti tawar selama dua hari,
sendirian di rumah gede dan mewah itu. Makanya Yeol tumbuh jadi anak remaja
yang apatis, gak punya rasa percaya terutama terhadap orang dewasa, karena
pengalaman masa kecilnya. Sampe Yeon Doo perlahan-lahan masuk ke kehidupannya. Yeol
mulai belajar bahwa ada orang lain yang bisa dia percaya, selain Ha Joon. Bahwa
ada orang lain yang bisa dia jaga. Bahwa dia bisa dipercaya dan dibutuhkan oleh
Yeon Doo.
Selama ini Yeol memang sering tersenyum, tapi senyum
itu sebagai topeng perasaan dia yang sesungguhnya. Dia berwajah tersenyum untuk
nutupin kalo dia sebenarnya marah, kesal dan kecewa. Cuma dengan Yeon Doo dia
menunjukkan wajah senyum yang berbeda, senyum yang tulus. Hanya dengan
memikirkan Yeon Doo, dia bahkan tersenyum tanpa disadarinya.
151028, 15.37 WIB
Ujen/박수잔
Tidak ada komentar:
Posting Komentar