Kamis, 29 Oktober 2015

[Sinopsis] Sassy, Go Go! (발칙하게, 고 고!) Episode 7








Kepala sekolah dan Guru Im berbasa-basi dengan orang-orang dari Dinas Pendidikan. Kepala Dinas Pendidikan tertawa sinis, mengatakan tentang pertunjukan cheerleading SMA Sevit yang menarik, dan SMA Sevit yang tidak mengenal takut. Kepala sekolah tidak tahu harus menjawab apa. Kepala dinas berkata akan meinvestigasi ulang kasus Guru Yang setelah melihat spanduk tim cheers. Dia merasa ada yang aneh dengan kasus ini. Kepala sekolah jadi cemas.



Tim cheers berpesta di ruang klub Baekho. Semua bergembira sambil menikmati ayam goreng dan cola mereka. Kecuali Soo Ah. Guru Nam memuji ide soal spanduk yang dibawakan oleh tim cheers tadi, walaupun ada beberapa dari mereka yang salah gerakan (terutama Kim Yeol dan Ha Joon! Haha. Blackhole Duo), tapi tujuan tim cheers yang utama sudah mereka penuhi, yaitu menyemangati seseorang (Guru Yang).


Yeon Doo berkata soal Na Yeon yang Jae Young yang ingin menyampaikan sesuatu kepada Guru Yang. Jae Young mulai berkata dengan malu-malu kalau dia mengaku salah dan meminta maaf, begitu juga dengan Na Yeon. Guru Yang tersenyum berbesar hati, tanda tanpa mereka minta maaf pun, Guru Yang sudah memaafkan mereka. Jae Young lalu menegur Soo Ah untuk menyampaikan maafnya, tapi Soo Ah dengan ketus nada angkuh berkata dia tidak merasa bersalah. Semua orang menatapnya sebal. Jae Young yang kesal lalu membentak Soo Ah, Yeon Doo menenangkan Jae Young dan berkata mereka tidak boleh merusak mood hari itu.
Soo Ah malah menatap sebal Yeon Doo dan berkata Yeon Doo pasti senang, tapi dia tidak akan membiarkan keberhasilan Yeon Doo bertahan lama (heol, enyah saja kau!).
Kepala sekolah datang dan menyuruh Yeon Doo, Jae Young dan Na Yeon menemuinya di ruangan kepsek. Soo Ah tersenyum licik.



Ha Joon mengejar kepala sekolah yang sedang berjalan bersama Yeon Doo, Jae Young dan Na Yeon menuju ruangannya. Kepala sekolah bertanya ada apa, Ha Joon melirik Yeon Doo sebelum menjawab kalau dia juga yang merencanakan pertunjukan tadi, jadi dia juga harus dihukum.
Lalu tiba-tiba Yeol juga menyusul dan berkata dia ikut terlibat, karena dia ingin membela Guru Yang diperlakukan dengan tidak adil. Dan mendadak semua anggota Real King minus Joon Soo (Joon Soo ke mana sih? Aku perhatiin dia bahkan gak ikut pertunjukan dan penampilannya digantikan oleh stunt(?). Apa aktor Ooon yang meranin Joon Soo sedang ikut ujian sekolah, jadi dia gak ikut syuting?) mengerumuni kepsek dan mengatakan mereka juga terlibat. Yeol dengan nada sengaknya menantang kepala sekolah, berkata pasti beliau tertekan jika harus mengeluarkan banyak murid. Guru Im tertawa meremehkan, lalu dia berkata akan tetap menulis nama mereka satu-persatu, tapi kepala sekolah memukul tangannya dan langsung pergi dengan kesal. Haha. Kim Yeol dilawan.



(karena sering ngikutin forum soompi SGG, aku jadi suka merhatiin hoodie atau juga sweater  yang dikenakan pemainnya. Pertama Dong Jae dengan ‘Don’t Worry be Happy’-nya ketika adegan dia latihan sendiri dan ada Soo Ah yang terlihat cemas. Lalu waktu Yeol memeluk Yeon Doo sebelum pertunjukan, hoodie yang Yeol kenakan bertuliskan ‘Stuck on You’. Sekarang, hoodie hijau Yeol bertuliskan sebuah quote yang kalo diartiin kira-kira, ‘Perasaan yang lega dan puas setelah latihan keras.’ Seolah-olah stylist-nim sengaja dan kebetulan banget bisa dapet hoodie yang pas gitu dengan keadaan yang sedang terjadi. Haha. Good job, stylist-nim!).


Ha Joon sedang belajar di kamarnya lalu mengeluarkan plester dan salep luka dari Yeon Doo. Dia mengamati benda itu sambil tersenyum. Dia mengingat saat Yeon Doo memberikan obat itu dan berkata supaya Ha Joon jangan terluka lagi. Dia tersentuh dengan kebaikan hati Yeon Doo.
Yeol masuk ke kamar dan berkata dia kaget karena Ha Joon tiba-tiba bertindak seperti tadi, dia khawatir bagaimana jika ayah Ha Joon tahu soal ini. Yeol lalu bertanya kenapa Ha Joon seperti itu, Ha Joon hanya menjawab, “Begitulah,” sambil tersenyum. Yeol bingung dengan jawaban mengambang itu.



Guru Yang kembali diterima sebagai tenaga pengajar di SMA Sevit karena hasil investigasi membuktikan kalau dia tidak bersalah. Kepala sekolah berkata Guru Yang menyedihkan karena bertindak berani melaporkannya ke Dinas Pendidikan padahal dia hanya guru honor yang kontraknya tinggal dua bulan lagi. Guru Yang membalas sekarang dia malah jauh lebih berani. Dia tahu rencana Kepala sekolah yang ingin mencari cara mengeluarkan Yeon Doo, tapi karena sekarang dia sudah kembali ke sekolah, maka hal itu akan sulit diwujudkan oleh kepala sekolah.


Yeon Doo mengundang Guru Yang untuk pesta kecil-kecilan di rooftop sekolah untuk menyambut Guru Yang yang kembali lagi ke SMA Sevit. Yeon Doo memesan jjajangmyeon (mi kedelai hitam) dari luar. Guru Yang  mengingatkan Yeon Doo akan dapat poin karena memesan makanan luar.


Yeon Doo mengambil lobak kuning dan menaruh di wadah jjajangnyeonnya, tapi Yeol langsung merebutnya. Yeon Doo kembali mengambil lobak, tapi Yeol kembali mengambilnya. Yeon Doo jadi kesal, sementara Yeol hanya tersenyum jail. Guru Yang yang melihat itu berkomentar Yeol dan Yeon Doo sudah berani pamer kalau sedang pacaran (yasss), padahal di depan mereka ada dua orang jomblo. Ha Joon tersenyum kecil melihat Yeol dan Yeon Doo.


Tae Pyung (anggota Baekho yang berkacamata) memekik malam-malam, mengagetkan murid lain yang sedang belajar santai di sebuah ruangan atau juga bangunan yang disebut Sevit Island (tempatnya cozy banget buat baca-baca dan belajar). Buku catatan Tae Pyung ada yang merusaknya, dia bertanya siapa pelakunya, tapi tentu saja semua orang tidak peduli.
Yeon Doo sedang belajar juga bersama Dong Jae, dia berkomentar aura ujian mid sudah terasa, dia menganggap kejam orang yang merusak buku Tae Pyung. Dong Jae berkomentar orang-orang di sana selalu mencari cara untuk bersaing karena mereka tidak akan memang hanya dengan belajar. Lalu Yeon Doo berbisik, kalau memang begitu, seharusnya mereka merobek saja buku catatan si Peringkat 1. Kim Yeol.


Si Peringkat 1 tiba-tiba melempar buku catatannya ke meja Yeon Doo dan Dong Jae. Dia berkata pasti Yeon Doo menginginkannya. Yeon Doo dan Dong Jae membuka buku itu dan kagum melihat isinya. Yeon Doo pura-pura tidak tertarik karena dia masih punya harga diri. Yeol lalu menarik lagi bukunya tapi Yeon Doo tiba-tiba menawarkan berapa bayaran yang harus dia keluarkan untuk buku catatan itu. LOL.


Lalu mulailah Guru Yeol mengajar Murid Yeon Doo, hehe. Mereka belajar berdua di ruang laundry. Yeon Doo jatuh tertidur jadi Yeol mengetuk dahinya dengan pena untuk membangunkannya dan memanggilnya ‘Nona Pelanggan’. Yeon Doo berkata seperti ada yang terus-menerus menyemprotkan gas tidur padanya.
Yeol bertanya kenapa Yeon Doo tetap nekat masuk Sevit padahal dia tahu kalau itu sulit. Yeon Doo menjawab karena dia ingin berterima kasih pada ibunya yang sudah membesarkannya sendirian dengan kerja keras. Jadi ketika ibunya berkeinginan supaya Yeon Doo masuk SMA Sevit, Yeon Doo berusaha memenuhi permintaannya. Yeol menatapnya tanpa berkedip.


Yeon Doo menatap earplug berbentuk kucing di ponselnya. Yeol bertanya apa itu, Yeon Doo menjawab kalau itu jimat keberuntungannya. Dia akan lebih tenang kalau ada earplug itu.

Seseorang masuk ke ruangan itu membuat Yeol dan Yeon Doo refleks menelungkupkan kepala mereka (Mwoya? Dikira mereka bisa sembunyi dengan cara begitu? Haha). Ternyata orang itu adalah Jae Young yang juga berencana mencari tempat yang tenang untuk belajar. Jae Young kaget melihat mereka berdua ada di sana. Dia menggoda kalau pertemuan itu adalah kencan rahasia antara si Peringkat 1 dan si Peringkat 196. Yeol menjawab dia hanya ingin melakukan kegiatan amal saja.


Yeon Doo bertanya bukankah Jae Young akan belajar di toilet. Jae Young menjawab dia sudah keduluan Soo Ah (hehe, sekarang Jae Young ogah dekat-dekat Soo Ah).

Soo Ah belajar semalam suntuk di toilet, tepatnya sih di dekat wastafel. Lalu tiba-tiba hidungnya mengeluarkan darah. Dia mimisan karena terlalu memforsir fisiknya untuk belajar tanpa istirahat. Dia cepat-cepat mengelap hidungnya dengan tisu yang sudah dia persiapkan. Lalu dia kembali melanjutkan belajarnya.



D-3 Ujian Mid Semester.
Tim cheers belajar di ruangan klub Baekho. Tae Pyung terlihat kesal karena Hyosik tidak juga paham dengan pelajarannya. Dia menyindir Hyosik seharusnya malu diajari adik kelas sepertinya (jadi Tae Pyung, Da Mi dan satu lagi cewek anggota Baekho adalah adik tingkat mereka alias kelas 1. Wajar saja Da Mi memanggil Yeon Doo dengan sebutan ‘Eonni’, sedangkan Tae Pyung memanggil Ha Joon, Yeol dan Hyosik dengan sebutan ‘Hyung’).
Hyosik malu tapi langsung balik memarahi Tae Pyung karena sudah berani bicara tidak sopan pada seniornya. Semua orang menahan tawa mendengarnya.


Yeol lalu berkomentar bahwa tanpa mereka sadari, mereka berkumpul seperti ini. Jae Young menimpali itu karena sudah menjadi kebiasaan mereka. Semua tersenyum (selama aku menyebut ‘semua’ di sini itu artinya minus Soo Ah, Soo Ah terlihat diam saja karena fokus utamanya adalah belajar). Na Yeon kemudian bertanya peringkat Da Mi, Da Mi menjawab dia peringkat 158. Lagi-lagi mereka kembali tertawa. Soo Ah tidak tahan lagi, dia menyuruh orang-orang untuk diam. Na Yeon berkomentar bahwa Soo Ah terlalu tegang. Padahal si Peringkat 1 juga terlihat santai dan biasa-biasa saja. Soo Ah lalu pergi dari ruangan itu, diikuti tatapan heran dari orang-orang. Soo Ah mulai dikucilkan.


Soo Ah kembali mimisan. Guru Yang melihatnya dan merasa khawatir. Dia meminjamkan sapu tangannya pada Soo Ah.
Guru Yang menasehati Soo Ah untuk tetap menjaga kesehatan walaupun sedang menjelang ujian. Soo Ah mendengus sinis, dia berkata bahwa dia tidak akan minta maaf pada Guru Yang (lha, emang Guru Yang nyuruh dia minta maaf?). Dia mengatakan karena itu dia sekarang dikucilkan dan bahkan mendapat poin pinalti. Lalu dia melangkah pergi dari sana, tapi Guru Yang kembali memanggilnya, mengatakan dia tahu kalau sebenarnya Soo Ah kesepian. Jika Soo Ah tidak mampu berdiri lagi, Guru Yang aka nada untuk membantunya. Tapi Soo Ah menolak bantuan Guru Yang karena dia merasa tidak punya waktu untuk itu. Harga dirinya sudah menguasai hatinya.


Yeol kembali mengajari Yeon Doo. Yeon Doo yang sepagi itu sudah mengantuk, tidak bisa konsentrasi mendengarkan penjelasan Yeol. Yeol tersenyum mengamati wajah tidur Yeon Doo. So sweet~
Yeol melihat keluar dan menyadari kalau sinar matahari lumayan terik. Dia lalu perlahan-lahan membuat benteng penghalang sinar matahari dari bukunya supaya Yeon Doo tidak terganggu tidurnya. Dia menempelkan post-it di dahi Yeon Doo yang berisi ajakan nonton film bersama *kyaaoo*. Lalu dia pergi dari sana sambil tersenyum. Boy, you’re dumbly falling in love.


Di kelas, pelajaran matematika Guru Yang.

Yeol memberi kode pada Yeon Doo untuk mengecek ponselnya karena Yeol mengirim SMS. Yeon Doo mencari kesempatan untuk mengintip ponselnya. Tapi guru Yang memergokinya dan menyita ponselnya. Yeon Doo merengek dan meminta ponselnya dikembalikan. Guru Yang menolak, Yeon Doo lalu berusaha mengambil jimat kucingnya, tapi Guru Yang tidak mau tahu.
SMS Yeol sepertinya belum sempat dibaca Yeon Doo, SMS yang berisi jawaban Yeon Doo soal ajakan nonton filmnya.

Yeol bertanya tentang jimat kucing Yeon Doo yang ditahan Guru Yang. Yeon Doo kesal dan menyalahkan Yeol karena mengiriminya SMS di kelas. Yeol mendekatkan wajahnya supaya sejajar dengan Yeon Doo dan bertanya memangnya Yeon Doo ingin menjawab apa soal ajakan kencannya. Yeon Doo menjawab dia akan membalas SMS Yeol dengan, “Jika aku turun ke peringkat 197, itu semua salahmu.” LOL.


Yeol lalu mengintip ruang Guru (murid dilarang masuk ke sana selama masa-masa menjelang dan ketika UTS berlangsung). Dia bergumam dia pasti sudah gila karena mau-maunya melakukan ‘kejahatan’ itu (dia berniat mengambil kembali ponsel Yeon Doo di meja Guru Yang). Yeol baru akan berbalik saat tiba-tiba dia ingat bahwa jimat kucing itu sangat penting bagi Yeon Doo. Akhirnya dia memutuskan untuk menyusup ke dalam ruang guru.

Yeol langsung mencari ponsel Yeon Doo dan berhasil menemukannya di laci Guru Yang. Begitu akan keluar, tiba-tiba seorang guru masuk dan heran karena Yeol ada di sana. Yeol menjelaskan dia hanya mau mengambil ponselnya. Bu Guru lalu menyuruh Yeol cepat keluar karena murid dilarang masuk ke sana selama masa ujian.


Di kantin.
Yeon Doo masih mengeluh soal jimat kucingnya. Yeol menghampirinya dan berkata itu hanya tahayul. Lalu Hyosik (he’s our OTP’s no. 1 fanboy ;) ) datang dan menggoda mereka yang akhir-akhir ini selalu kelihatan berdua ke mana-mana. Hyosik mengeluarkan ponselnya dan pura-pura jadi reporter, dia merekam video ‘wawancara’-nya dengan terduga pasangan Yeol-Yeon Doo. Yeon Doo hanya tertawa-tawa, jadi Yeol yang menjawab pertanyaan ‘reporter’ Hyosik dengan jawaban yang tidak jelas. Belakang mereka, Guru Im yang sedang membongkar isi tasnya di meja kasir melihat dengan pandangan tidak suka, lalu dia pergi dari sana, menghindari Yeon Doo yang kejar-kejaran dengan  Hyosik.


Pelajaran selanjutnya adalah Bahasa Inggris yang diajari Guru Im. Guru Im berkomentar kalau kelas 2-3 sangat tenang ketika sedang musim ujian. Dia pura-pura takjub karena Yeon Doo ikutan serius. Lalu dia membagikan hasil ujian sebelumnya. Begitu tiba giliran Yeol, Guru Im menyuruh semuanya bertepuk tangan karena nilai Yeol tertinggi di angkatana mereka. Guru Im bertanya bagaimana bisa Yeol mendapat nilai tinggi di semua mata pelajaran. Yeol hanya tersenyum  santai melihat hasil ujiannya. Sementara Soo Ah merasa tertekan, karena nilai ujiannya menurun, walaupun dia tetap peringkat 2. Sekolah Ivy tetap akan mempertimbangkan masalah nilai dan peringkat.

Begitu pelajaran berakhir, Soo Ah memanggil Guru Im dan meminta koreksi soal jawaban esainya. Lalu tiba-tiba Hyosik dan satu orang lagi dari klub Real King tidak sengaja menabrak Guru Im yang sedang berdiri di depan pintu. Guru Im jatuh dan semua isi tasnya berhamburan keluar. Guru Im mengejar mereka. Sementara Soo Ah memungut USB milik Guru Im untuk memeriksa isinya.



Guru Im kelabakan mencari USB-nya di ruang guru. Guru Yang bertanya ada apa, Guru Im menjawab dia baru saja kehilangan USB-nya yang berisi soal ujian mid Bahasa Inggris. Guru wanita yang sebelumnya memergoki Yeol berkata dia melihat Yeol ada di ruang guru beberapa waktu lalu. Guru Im langsung bangkit mencari Yeol, Guru Yang berusaha menenangkannya.


Soo Ah memeriksa isi USB milik Guru Im di bilik toilet. Dia segera mengcopy filenya lalu membuang USB itu ke kotak sampah. Begitu tiba diluar toilet, dia mendengar pembicaraan guru yang sedang mencurigai Yeol sebagai pencuri USB milik Guru Im. Soo Ah langsung mengambil kembali USB itu dari kotak sampah dan merencanakan sesuatu.


Soo Ah yang baru datang ke klub Baekho langsung menaruh USB itu ke tas milik Yeol, lalu pura-pura tidak terjadi apa-apa. Guru Im yang datang langsung melabrak Yeol, walaupun Guru Yang sudah mencoba menenangkannya. Yeol marah melihat tasnya dibongkar oleh Guru Im. Guru Im lalu menemukan USB-nya. Semuanya kaget karena tidak pernah mengira seorang Yeol mau mencuri USB berisi soal mid. Yeol berusaha membela diri dan berkata dia tidak tahu apa-apa. Guru Im meminta ayah Yeol datang saat rapat darurat nanti.


Yeon Doo yang sedang menuruni tangga melihat Yeol yang sedang berjalan sendirian. Dia baru akan memanggil Yeol tapi diurungkannya karena melihat Yeol ditatap dengan ekspresi diremehkan oleh murid-murid yang berpapasan dengannya. Yeol tertunduk sedih tapi kemudian dia balas menatap mereka sambil tersenyum sinis. Itu adalah pertama kalinya orang-orang tidak memberikan tatapan kagum dan iri pada si Peringkat 1. Yeon Doo menatapnya sedih.

D-1 UTS.
Tim cheers juga membicarakan Yeol karena ada yang menduga dia berbuat curang supaya bisa mendapat nilai sempurna. Yang lain berkata hal itu belum tentu kebenarannya, tapi yang pasti, USB itu memang ditemukan di tas Yeol. Ha Joon kesal mendengar sahabatnya dibicarakan seperti itu. Tapi dia didului Yeon Doo yang langsung bangkit menegur mereka. Di saat Yeol tidak ada, mereka baru berani menggosipkannya. Tapi di saat Yeol ada, mereka hanya diam. Apa karena Yeol dihukum, jadi peringkat mereka bisa naik karena saingan berkurang. Yeol hampir menangis bertanya apa mereka tidak bisa memahami perasaan Yeol sekarang. Seharusnya mereka tidak ikut-ikutan orang lain yang sedang membicarakan Yeol. Semua orang terdiam merasa bersalah.



Rapat darurat diadakan. Dihadiri oleh KepSek, Guru Im, Guru Yang, guru yang menjadi saksi, Yeol dan juga ayahnya. KepSek mulai menjelaskan kronologis kejadiannya. Ayah Yeol bertanya soal buktinya, KepSek menjelaskan mereka punya bukti yang kuat tentang rekaman CCTV yang menunjukkan bahwa Yeol, pada jam istirahat memang masuk ke ruang guru. KepSek mengatakan kasus ini sangat serius, jadi Yeol dihukum skors 20 hari. Yeol melirik ayahnya, menunggu kalimat apa yang akan keluar dari mulutnya.
Ayah Yeol mendesah pasrah, dia lalu meminta keringanan hukuman bagi Yeol, dan berkata akan membantu soal sarana sekolah. Dia juga berkata Yeol pasti akan menyesali perbuatannya. Lalu tiba-tiba Yeol tertawa, semua orang menatapnya heran. KepSek bertanya apa yang lucu, Yeol menjawab dia hanya ingin tertawa, lalu menambahkan dengan nada sarkastiknya yang biasa, dia merasa tidak ada gunanya dia hadir di ruangan rapat itu. Semua orang terus bicara tanpa pernah memberinya kesempatan untuk menjelaskan. Jadi dia memutuskan untuk pergi dari sana dan menyindir ayahnya, seharusnya ayahnya ikut membantu SMA itu dengan menyumbang dana soal pembangunan gerbang belakang sekolah untuk menggantikan hukumannya.



Yeol menyeret kopernya keluar dari asrama, Ha Joon menatapnya sedih karena tidak bisa membantu. Yeol mengucapkan selamat tinggal pada Ha Joon. Sementara di belakang mereka, orang-orang masih membicarakannya. Mereka memprediksi bahwa tanpa Yeol, Soo Ah dipastikan akan menempati peringkat 1.



Yeon Doo menghentikan langkah Yeol di dekat parkiran mobil, tempat ayah Yeol sudah menunggunya. Yeol merasa bersalah karena dia, Yeol harus mengalami hal seperti ini. Yeol menatapnya sambil tersenyum, dia memberikan jimat kucing milik Yeon Doo lalu menepuk kepalanya . sambil tersenyum, Yeol mendoakan semoga ujian Yeon Doo sukses *aww, tidak bisakah kau peluk saja dia, Yeol? :’( *. Ayah Yeol memperhatikan mereka dari kejauhan.


Yeol dan ayahnya tiba di rumah mereka yang mewah tapi hampa. Yeol menyeret kopernya menuju kamar, ayahnya mengikutinya. Ayahnya berusaha membuka percakapan soal rapat tadi. Yeol cuek saja. Ayahnya berkata semua bukti kuat mengarah padanya, jadi dia tidak bisa apa-apa. Yeol menghela nafas menahan kesal dan berkata dia sudah tahu. Lalu dia minta ayahnya keluar karena dia ingin beres-beres.

Yeol berjalan keluar kamar, matanya tertuju ke sebuah sofa. Ingatannya melayang ke masa kecilnya yang terabaikan kedua orangtuanya. Yeol kecil duduk meringkuk di sofa itu dan selalu menjadi saksi pertengkaran mereka. Tidak ada yang peduli dengannya. Puncaknya ketika ayahnya menuntut cerai dan ibunya pergi dengan orang lain. Yeol kecil bertahan hidup hanya dengan memakan roti tawar berhari-hari, sampai tidur di sofa itu, berharap kedua orangtuanya kembali. Tapi semuanya tidak terwujud.
Itulah alasan Yeol meninggalkan rumahnya, karena rumah itu menyimpan banyak kenangan yang menyakitkan baginya. Sejak saat itu dia memutuskan untuk tidak mempercayai orang dewasa lagi.



Ibu Yeon Doo bertemu dengan ayah Yeol (di SMA Sevit?). Ibu Yeon Doo membicarakan soal hubungan ayah Yeol dan anaknya (sekedar info saja, hingga sekarang, baik ibu Yeon Doo maupun ayah Yeol sama-sama belum tahu seperti apa rupa Yeol dan Yeon Doo karena mereka tidak pernah diperkenalkan secara resmi oleh masing-masing. Yeol memang pernah bertemu ibu Yeon Doo, tapi mereka sama-sama tidak tahu bahwa mereka terikat sebuah hubungan yang rumit). Ibu Yeon Doo menasehati ayah Yeol bahwa sikapnya terhadap Yeol itu salah. Seharusnya ayah Yeol mengatakan bahwa dia percaya pada anaknya, bukannya malah mengemis minta keringanan hukuman.

D-day. UTS dimulai.
Yeon Doo menatap sedih kursi Yeol yang kosong. Tanpa sadar, dia bahkan menuliskan nama Kim Yeol di lembar jawaban soal ujian matematikanya.


Sementara Yeol melakukan tugas pelayanan masyarakat dengan membantu membersihkan panti jompo. Yeol bekerja dengan cekatan sampai dia mendengar suara seseorang bernyanyi. Senyumnya mengembang menyadari kalau itu Yeon Doo. Dia bergegas menemui Yeon Doo yang sedang menghibur para orang tua di sana. Yeon Doo melambaikan tangan padanya.


Mereka berjalan di sekitar panti jompo itu. Yeol bertanya bagaimana ujian Yeon Doo, Yeon Doo menjawab buruk karena gurunya (Kim Yeol) meninggalkannya. Yeon Doo lalu bertanya sampai kapan Yeol akan seperti itu, dia pikir Yeol akan menggunakan otaknya untuk membersihkan namanya dan menunjuk siapa pelaku sebenarnya. Yeol tertawa dan berkata dia bukan Detective Conan. Yeon Doo membalas Yeol jauh lebih hebat dari Conan (iya deh, kalo ada drama Detective Conan versi Korea, sepertinya Lee Won Geun cocok jadi Shinichi-nya :3 ).


Yeol kembali menepuk kepala Yeon Doo dan berterima kasih karena Yeon Doo sudah percaya pada Kim Yeol. Bukan si Peringkat 1 Kim Yeol, tapi hanya Kim Yeol saja. Dia merasa bersyukur karena masih ada yang percaya padanya di saat semua orang menggosipkannya. Yeon Doo tersenyum sambil memegang kepalanya yang baru disentuh Yeol.

Yeon Doo kembali ke asrama pada saat malam. Dia mengendap-endap menuju ruang CCTV untuk mencari bukti yang bisa membersihkan nama Yeol. Ternyata Ha Joon juga ada di sana, sedang mengcopy rekaman video CCTV yang bisa dijadikan bukti kalau Yeol tidak bersalah. Mereka hampir ketahuan pengawas, tapi mereka berhasil sembunyi di balik lemari. Setelah pengawas pergi, akhirnya mereka bisa menghela nafas lega. Partner in Crime, huh?



Ha Joon mengajak Yeon Doo memeriksa video CCTV yang baru saja di copy filenya. Dia beralasan bahwa matanya tidak kuat jika harus memeriksa video-video itu sendirian.
Mereka memeriksa video-video itu melalui laptop masing-masing. Yeon Doo merasa badannya pegal-pegal, lalu dia tertidur. Ha Joon yang menyadarinya berusaha mengambil pena yang masih dipegang Yeon Doo, tapi Yeon Doo mendadak bangun. Ha Joon melongo lalu mengembalikan lagi pena itu ke tangan Yeon Doo. Cute.


Yeon Doo mengeluh dia lapar dan menawarkan Ha Joon untuk makan. Mereka lalu memesan jjajangmyeon dan memakannya di ruang laundry (ada apa dengan ruangan ini? Hana, Yeon Doo dan Dong Jae bikin spanduk protes di sana. Dul, Yeon Doo dan Yeol belajar bersama di sana. Set, sekarang Yeon Doo dan Ha Joon makan jjajangmyeon bersama di sana. Kkkk). Yeon Doo berkata dia lebih suka jjajangmyeon daripada pizza atau ayam. Ha Joon bercerita dia sering memakan jjajangmyeon bersama Yeol sejak kecil, karena kedua orangtua mereka sibuk bekerja.
Ha Joon baru akan mengambil lobak tapi Yeon Doo menghalanginya. Ha Joon ingat waktu makan jjajangmyeon di rooftop bersama Guru Yang, Yeon Doo dan Yeol, lobak milik Yeon Doo selalu direbut Yeol. Jadi kali ini, dia membiarkan Yeon Doo memakan semua lobaknya.


Hasil UTS diumumkan di papan pengumuman. Soo Ah menduduki peringkat pertama. Orang-orang berkomentar pasti karena Kim Yeol tidak ikut ujian. Soo Ah tersenyum puas.
Ibu Soo Ah mengajak anaknya makan di restoran mahal dan memberikan hadiah tas limited edition karena akhirnya Soo Ah berhasil menjadi Peringkat 1. Soo Ah berterima kasih dan berjanji akan mempertahankan posisinya. Ibunya minta maaf karena selama ini sudah sering memarahi Soo Ah (hubungan mereka ini jadi kayak hubungan bos dan artis binaannya dibanding ibu dan anaknya).


Soo Ah memamerkan tas baru itu dengan menaruh di atas meja belajarnya. Na Yeon dan Jae Young datang memuji tas itu. Na Yeon lalu menyindir ibu Soo Ah pasti banyak uang karena bisa membelikan tas mahal setelah Soo Ah meraih peringkat 1. Jae Young menyenggol Na Yeon, mengatakan kalau itulah satu-satunya kesempatan Soo Ah karena sebentar lagi Yeol akan kembali. Soo Ah kaget, jadi Jae Young mengatakan bahwa Yeon Doo sedang mencari bukti rekaman CCTV untuk membersihkan nama Yeol. Mungkin sebenarnya mereka sudah tahu kalau pelaku sebenarnya adalah Soo Ah, jadi mereka sengaja mengatakan itu untuk memancing respon Soo Ah.



Yeon Doo menelepon Ha Joon dan bertanya soal perkembangan video itu. Setelah selesai menelepon, dia heran karena Soo Ah berdiri di depannya dengan tampang bingung (lagi-lagi, aku ngerasa stylist-nim memang sengaja makein mereka baju-baju dengan caption yang mencerminkan suasana saat itu, kali ini sweater Soo Ah bertuliskan, ‘Find Me’)
Yeon Doo lalu mendapat pesan video dari Hyosik dengan caption, “Untuk Kang Yeon Doo yang kesepian karena LDR-an, aku mengirimkan video yang menyedihkan ini padamu.” Haha.
Yeon Doo tertawa geli, tapi dilihatnya juga video yang merekam saat mereka di kantin. Hyosik bertindak sebagai reporter dan bertanya soal hubungan Yeol-Yeon Doo. Tanpa sengaja, Guru Im yang sedang membongkar isi tasnya di meja kasir ikut terekam.
“Aku menemukannya!” gumam Yeon Doo.
Jae Young bertanya soal apa. Yeon Doo menjawab dia sudah menemukan bukti untuk membela Yeol. Soo Ah kaget mendengarnya.





Komentar :
Aku. Sebel. Sama. Ayahnya. Yeol.
Dia bersikap seolah gak percaya sama Yeol. Baguslah ibunya Yeon Doo nolak lamarannya. Dia berhak dapet pria yang jauh lebih baik dari ayah Yeol *padahal modus supaya Yeol-Yeon Doo tetap bersatu*. Ayah Yeol bahkan gak memeriksa sendiri rekaman CCTV misalnya, dan langsung percaya aja waktu kepala sekolah bilang ada bukti kuat yang memberatkan Yeol. Walaupun memang Yeol bersalah, seharusnya dia bisa menenangkan hati anaknya dengan berkata, ‘Ayah percaya padamu.’ Bukan percaya kalau anaknya gak salah atau bermaksud membela anaknya, tapi setidaknya percaya kalau anaknya punya alasan tertentu kenapa bertindak seperti itu. Dia gak kenal sama anaknya sendiri. Wajarlah kalau Yeol benci sama dia. Selain gak diurusin waktu masih kecil, setelah besar pun ayahnya gak pernah cari kesempatan buat bicara dengan dia. Memang dia ngerasa bersalah karena udah nelantarin anaknya, tapi apa karena itu dia lantas ngebiarin rasa bersalah selamanya?
Yah, aku harap Yeon Doo dan ibunya bisa menjadi jembatan komunikasi antara Yeol dan ayahnya (tapi please Writernim, jadikan ‘perahu’ Yeol-Yeon Doo berlayar~).

Soal Soo Ah… I lost my sympathy to this girl. Dia udah gak pantes dikasihani. Di saat dua teman klub Baekho dengan kesadaran mereka berani minta maaf atas kesalahan mereka dalam kasus Guru Yang, Soo Ah tetap dengan harga dirinya yang selangit itu menolak minta maaf, padahal semua orang tau dia itu dalang yang bikin Guru Yang, yang notabene wali kelasnya sendiri hampir dipecat. Untungnya orang-orang dari Dinas Pendidikan masih tau yang mana yang benar. Bisa gawat kalau drama Sassy Go Go ini sekronis Angry Mom, yang bahkan sampe Menteri Pendidikannya ikut terlibat korupsi di sebuah SMA. Ibunya Soo Ah juga mengerikan. Setelah anaknya bisa mencapai keinginannya, baru anaknya diperlakukan sebagai ‘anaknya’. Dibelikan tas edisi terbatas, ditraktir makanan enak, dan minta maaf karena udah marah-marahin anaknya. Heol, liat aja nanti kalau nilainya Soo Ah turun lagi, atau dia kembali ke peringkat ke dua. Aku gak yakin Soo Ah bakal disapanya.
Gak heran anaknya jadi tertekan dan sakit. Sakit fisik dan sakit jiwa.

Yeol… ah Yeor-ah… rasanya pengen puk puk kepala Yeol kecil waktu dia mengalami masa kecil yang menyedihkan. Jadi saksi pertengkaran kedua orangtuanya, bahkan cuman bisa makan roti tawar selama dua hari, sendirian di rumah gede dan mewah itu. Makanya Yeol tumbuh jadi anak remaja yang apatis, gak punya rasa percaya terutama terhadap orang dewasa, karena pengalaman masa kecilnya. Sampe Yeon Doo perlahan-lahan masuk ke kehidupannya. Yeol mulai belajar bahwa ada orang lain yang bisa dia percaya, selain Ha Joon. Bahwa ada orang lain yang bisa dia jaga. Bahwa dia bisa dipercaya dan dibutuhkan oleh Yeon Doo.
Selama ini Yeol memang sering tersenyum, tapi senyum itu sebagai topeng perasaan dia yang sesungguhnya. Dia berwajah tersenyum untuk nutupin kalo dia sebenarnya marah, kesal dan kecewa. Cuma dengan Yeon Doo dia menunjukkan wajah senyum yang berbeda, senyum yang tulus. Hanya dengan memikirkan Yeon Doo, dia bahkan tersenyum tanpa disadarinya.

151028, 15.37 WIB

Ujen/박수잔

Tidak ada komentar:

Posting Komentar