Yeol yang pingsan dibawa ke RS dengan menggunakan
ambulans. Yeon Doo terlihat cemas melihat keadaan Yeol. Guru Yang mengajak Yeon
Doo untuk ikut bersama ke RS, sementara tim cheers juga tampak khawatir. Mereka
menyebut Soo Ah sudah sangat keterlaluan. Hyosik berkata akan memberi pelajaran
Soo Ah nanti. Hanya Dong Jae yang terlihat tidak menyalahkan Soo Ah, matanya
mencari keberadaan Soo Ah.
Soo Ah berdiri agak jauh di belakang mereka. Dia
benar-benar ketakutan dan panik karena sudah menyebabkan seseorang kecelakaan
hingga tidak sadarkan diri.
KepSek melihat video yang diunggah Da Mi. bertanya
bagaimana bisa Soo Ah melakukan itu. Guru Im menjawab mungkin karena sudah
hukum alam bagi setiap murid pintar untuk mempertahankan posisinya. KepSek lalu
bertanya kondisi Yeol, dia takut kalau ayah Yeol sampai menuntut sekolah karena
anaknya mengalami kecelakaan di sekolah, terlebih karena seseorang
mendorongnya.
Ayah Yeol menemui ibu Yeon Doo di kafenya. Ayah Yeol
bertanya apakah ibu Yeon Doo sudah memberitahu Yeon Doo soal hubungan mereka. Ibu
Yeon Doo berkata dia sudah menyuruh Yeon Doo ikut dengannya akhir pekan nanti. Ayah
Yeol mengangguk-angguk senang, dia berkata pasti anak-anak mereka akan terkejut
ketika tahu ayah Yeol akan menikah dengan teman sekelasnya. Ayah Yeol membahas
jika anak mereka menjadi saudara, siapa yang akan menjadi anak tertua. Ibu Yeon
Doo berkata, yang penting sekarang adalah izin dari anak-anak mereka.
Ayah Yeol lalu mendapat telepon dari Guru Yang, dan
mengabarkan tentang anaknya yang saat ini sedang berada di RS.
Di RS, Guru Yang yang baru sudah menelepon ayah Yeol
melihat telapak tangan Yeon Doo yang diperban dan bertanya pada apakah Yeon Doo
baik-baik saja. Yeon Doo menjawab dia baik-baik saja, tapi wajahnya terlihat
benar-benar lesu dan muram. Guru Yang menawarkan untuk memberitahu ibu Yeon
Doo, tapi Yeon Doo melarangnya karena dia tidak ingin ibunya khawatir tentang
keadaannya.
Yeon Doo mengkhawatirkan kondisi Yeol karena dia
belum sadar. Guru Yang menenangkannya dan berkata Yeol akan baik-baik saja,
pengaruh obat biusnya masih ada, jadi Yeol belum sadar. Guru Yang lalu menyuruh
Yeon Doo masuk ke kamar rawat Yeol untuk mengecek sendiri keadaannya.
Yeon Doo masuk ke kamar rawat Yeol dan mengamati
Yeol yang masih tidur dengan damai di kasurnya. Yeon Doo mulai berbicara pada
Yeol yang tidur, menyebut Yeol jahat karena sudah membuat Yeon Doo khawatir. Dia
bertanya kenapa Yeol membahayakan dirinya demi melindungi Yeon Doo. Yeon Doo
menangis karena takut tidak bisa lagi melihat Yeol, dia menyuruh Yeol bangun.
Yeon Doo bilang dia akan menghukum Yeol karena sudah membuatnya takut dan
khawatir.
Lalu tiba-tiba Yeol bertanya bagaimana cara Yeon Doo
menghukumnya. Yeon Doo kaget karena ternyata Yeol sudah sadar dan bertanya
apakah Yeol baik-baik saja. Yeol tersenyum lemah, dan balik bertanya apakah
Yeon Doo baik-baik saja. Yeon Doo menjawab dia baik-baik saja, lalu dia bangkit
dari kursinya untuk memanggil Guru Yang. Tapi Yeol menarik tangannya dan
menahannya untuk tetap di sana.
Yeol berkata Yeon Doo sangat pintar mengalihkan
pertanyaannya. Dia kembali bertanya bagaimana cara Yeon Doo menghukumnya. Yeon
Doo terdiam, lalu perlahan mencondongkan tubuhnya dan mencium pipi Yeol. Yeol
terlihat kaget, karena tidak menyangka Yeon Doo akan ‘menghukum’nya dengan cara
seperti itu (kalo gitu sering-sering aja bikin Yeon Doo khawatir, ya, Yeol?).
(Oh, itu lirik lagu OST SGG, judulnya Shooting Star by Hanbyul) |
Yeon Doo berkata gugup kalau begitulah caranya
menghukum Yeol. Karena malu, dia memutuskan untuk meninggalkan kamar itu, tapi Yeol menarik
tangannya dan tiba-tiba mengkisseu Yeon Doo. Yeon Doo kaget, tapi akhirnya menutup
matanya.
Sementara itu, di luar kamar, Ha Joon melihat
mereka. Dia mengurungkan niatnya masuk kamar rawat Yeol dan berdiri di samping
pintu. Ha Joon patah hati.
Ayah Yeol dan ibu Yeon Doo tiba di RS. Tapi
tiba-tiba ibu Yeon Doo bilang dia masih belum siap bertemu Yeol. Mereka belum
pernah dipertemukan dan ditambah kondisi Yeol, ibu Yeon Doo bilang waktunya
tidak tepat. Ayah Yeol lalu berlari menuju kamar rawat anaknya.
Yeon Doo dan Yeol sedang membaca buku bersama sambil
saling tersenyum *kyaaoo* saat tiba-tiba ayah Yeol masuk ke kamar itu. Yeon Doo
langsung bangkit dari kursinya dengan gugup. Yeol heran melihat ayahnya datang
dalam keadaan ngos-ngosan. Yeon Doo lalu memberi salam ayah Yeol dan
memperkenalkan dirinya sebagai teman baik Yeol. Ayah Yeol senang karena Yeol
memiliki teman baik di sekolah. Yeol tersenyum kecil mendengarnya.
Yeon Doo pamit dan membiarkan ayah-anak itu bicara. Dia
memegang pipinya mengingat momen first kiss-nya tadi. Dong Jae menelepon dan
bertanya keadaannya. Yeon Doo menjawab bahwa dia merasa jantungnya akan
meledak. Ulala~
Yeol dan ayahnya terlihat sama-sama canggung berada
dalam satu ruangan. Mereka sama-sama pura-pura sibuk dengan ponselnya dan
terkadang saling lirik.
Ayah, “Kau mau minum?”
Yeol, “Tidak.”
Ayah, “Kau mau pipis?”
Yeol, “Tidak.”
Ayah, “Kau ingin makan sesuatu?”
Yeol, “Tidak.” Pfft.
Yeol heran ayahnya tiba-tiba bersikap seperti itu,
dia meminta ayahnya bersikap seperti biasa saja supaya tidak canggung.
Ayahnya ingat kalimat ibu Yeon Doo yang menyuruhnya
membiasakan ‘Maaf, terima kasih dan aku mencintaimu’ supaya anak-anak tumbuh
dengan baik. Dia lalu berterima kasih pada Yeol karena lukanya tidak parah.
Yeol merasa ada yang aneh dengan ayahnya (iya, Nak, ayahmu sedang jatuh cinta).
Soo Ah masih bersembunyi di sekolah. Dia terlihat
gemetar ketakutan mengingat perbuatannya yang sudah melampaui batas tadi. Dong
Jae datang mengagetkannya. Dong Jae bertanya seharusnya Soo Ah tidak
bersembunyi dan minta maaf pada Yeon Doo dan Yeol. Soo Ah tahu dia sudah
menyebabkan masalah, tapi dia lalu pergi dari sana tanpa berkata apa-apa lagi.
Soo Ah menemui ibunya. Ibunya berencana akan
memindahkan Soo Ah sekolah ke luar negeri untuk menghindari hukuman. Soo Ah
menyela ucapan ibunya dengan berkata bahwa dia penyebab kecelakaan Yeol. Ibunya
bilang Soo Ah tidak perlu khawatir karena dia sudah mengurus semuanya. Soo Ah
kembali berkata dengan nada bergetar ketakutan kalau dia tidak berniat
mendorong Yeol. Dia hanya takut video CCTV itu tersebar, jadi tanpa pikir
panjang malah menyebabkan masalah itu.
Ibu Soo Ah menyuruh Soo Ah tenang karena dia akan
melindungi nilai sempurna Soo ah. Yang perlu Soo Ah lakukan adalah konsentrasi
belajar. Ibunya lalu mengatakan banyak hal, Soo Ah merasa kalimat ibunya
menggema di otaknya. Dia putus asa ketika ibunya berkata Soo Ah harus
meneruskan semuanya sampai akhir.
Soo Ah pergi ke RS, tapi di ragu untuk masuk dan
melihat langsung keadaan Yeol. Dia lalu memilih duduk di halaman RS dan
memutuskan untuk menelepon pihak RS, Soo Ah bertanya keadaan Yeol. Pihak RS
menjelaskan keadaan Yeol baik-baik saja. Soo Ah terharu mendengarnya, sambik
menangis, dia berulang-ulang mengucapkan terima kasih.
Ha Joon baru membesuk Yeol setelah melihat Yeon Doo
pulang dari sana. Yeol bertanya kenapa dia baru menjenguk sekarang. Ha Joon
hanya tersenyum, lalu bertanya apa yang harus mereka lakukan pada Soo Ah. Yeol
menahannya dan berkata jangan bersenang-senang tanpa dirinya. Heh.
Yeol lalu berkata soal janji mereka ketika masih SD,
untuk tidak menyembunyikan perasaan mereka jika ada gadis yang mereka sukai
(SD? Waktu SD, aku masih suka main layangan dan Barbie. Seingatku, aku dan
teman-temanku gak pernah bicara soal cowok karena emang belum ngerti. Haha).
Yeol bilang bahwa saat ini, ada gadis yang sangat dia sukai. Tapi Ha Joon
memotong kalimatnya dengan mengatakan bahwa nanti saja mereka bicara soal itu,
setelah Yeol sembuh. Yeol menatap Ha Joon keheranan.
Yeon Doo bertemu Ha Joon yang baru pulang dari RS di
asrama. Yeon Doo bertanya darimana saja Ha Joon, padahal Yeol sudah lama
menunggu kedatangannya. Ha Joon dengan ketus menjawab kalau dia sibuk, lalu
mulai menaiki tangga menuju asrama laki-laki. Tapi dia berhenti sebentar,
menoleh pada Yeon Doo, dan bertanya apakah Yeon Doo baik-baik saja. Karena
sepertinya Yeon Doo juga terluka. Yeon Doo bercanda dan berkata apa sekarang Ha
Joon khawatir padanya, dia lalu berkata dia tidak apa-apa. Ha Joon lalu kembali
melanjutkan langkahnya.
Yeon Doo menemui Dong Jae di paviliun baca, Sevit
Island. Dong Jae terlihat sedang melamun. Dong Jae bilang bahwa orang-orang mulai
membicarakan Soo Ah, dia kasihan karena Soo Ah benar-benar tidak tidak punya
teman. Yeon Doo berkata bahwa dulu
dia juga teman Soo Ah, tapi sekarang dia tidak tahu lagi. Dia sudah lelah
menghadapi Soo Ah.
Soo Ah berjalan lesu menuju asrama. Ponselnya
berbunyi dan dia membaca percakapan di grup Line kelas mereka. Mereka sibuk
membicarakan Soo Ah yang mencuri soal ujian, mencelakakan Yeol, dll. Soo Ah
sampai berhalusinasi semua orang yang membicarakannya ada di depannya. Dia
berteriak histeris.
Soo Ah tidak jadi masuk ke asrama dan malah berjalan
tak tentu arah menyusuri daerah pertokoan. Dia melihat bayangan dirinya dengan
penampilan kacau dan mata bengkak. Soo Ah mengingat semua kejahatan yang sudah
dia lakukan. Dari mulai menjebak Ha Joon dengan kejadian Ha Joon yang melukai
dirinya sendiri, membuat Dong Jae pingsan dengan fobianya, an juga meninggalkan
Yeon Doo waktu kemping.
Soo Ah mengunjungi tempat penyimpanan abu mendiang
teman SMP-nya, So Young. Dia bertanya apakah dia memang tidak diizinkan untuk
bahagia. Soo Ah menangis mengingat semua yang sudah dia lakukan sejauh ini,
demi keinginan ibunya.
Sementara itu Yeon Doo gelisah di kamarnya, melihat
kasur dan meja Soo Ah yang ditinggal pemiliknya.
Guru Im juga khawatir karena Soo Ah belum juga ada
kabar. Dia menelepon Soo Ah tapi tidak ada jawaban. Lalu tiba-tiba dia melihat
Yeon Doo yang berjingkat-jingkat mau menyelinap ke luar sekolah. Guru Im
mendengus geli, lalu mengirim SMS pada Yeon Doo, jika Yeon Doo berjanji pulang
sebelum waktu istirahat berakhir, dia tidak akan menghukum Yeon Doo (Aw, Ssaem,
pengertian banget sih~).
Yeon Doo mengunjungi bf-nya, Kim Yeol, di RS dengan
membawakan banyak makanan dan tidak lupa banana milk *ciyeehh*. Yeol
bersemangat tapi dia khawatir kalau nanti mereka ketahuan. Dia bertanya apakah
Yeon Doo memberi tahu orang lain kalau sedang pergi mengunjunginya, Yeon Doo
menggoda apakah Yeol khawatir kalau nanti Yeon Doo kena marah. Yeol balik
menggoda kalau dia takut dia yang kena marah.
Yeon Doo cemberut. Yeol tertawa melihat reaksi Yeon
Doo. Dia mengamati Yeon Doo agak lama, lalu mengambil beberapa foto Yeon Doo
dengan ponselnya. Yeon Doo jadi malu, dan menyuruh Yeol berhenti.
Yeol melihat-lihat foto yang sudah dia ambil. Dia
bergumam kalau dia sangat merindukan Yeon Doo, dan akhirnya dia bisa setiap
saat melihat foto Yeon Doo. Tapi karena sekarang Yeon Doo ada di depannya, dia
menjadi lebih bahagia. Yeon Doo semakin malu-malu, mereka berdua lalu saling
tersenyum sambil mulai menikmati bekal makanan mereka (Oh, they have the
cutest eyesmiles. Eyesmiles Couple?
Hehe).
Soo Ah berdiri di depan pintu kamar rawat Yeol, dia
memandang ke dalam kamar itu melalui kaca di daun pintu. Semua anggota tim
cheers terlihat bercanda bersama. Soo Ah menatap sedih, lalu menyelipkan
selembar surat di sela pintu. Lalu dia berbalik dan beranjak pergi dari sana.
Dia bertemu Dong Jae yang sepertinya baru akan masuk
ke kamar rawat Yeol. Soo Ah bilang dia menuruti nasehat Dong Jae untuk minta
maaf pada Yeol dan Yeon Doo. Dong Jae tersenyum lega. Soo Ah bilang dia harus
minta maaf sebelum dia pergi. Dong Jae menatapnya bingung.
Begitu Dong Jae akan pergi, Soo Ah memanggilnya dan
berkata ingin minta bantuan Dong Jae.
Soo Ah dan Dong Jae mendatangi TimeZone dan mencoba
berbagai macam permainan di sana. Soo Ah terlihat bahagia dan menikmatinya. Dong
Jae menatapnya penuh tanda tanya. Soo Ah mengajak Dong Jae mencoba permainan
lain, Dong Jae tidak tahan untuk bertanya apakah Soo Ah baik-baik saja karena
tidak pergi belajar dan malah main-main. Soo Ah tersenyum lebar dan berkata dia
baik-baik saja (Soo Ah cantik banget kalo senyum begitu :3 ), dia menambahkan
Dong Jae tidak perlu khawatir karena ibunya tidan akan memarahi Soo Ah.
Mereka menyewa sepeda, lalu menikmati es krim sambil
duduk di bangku taman (Ooh, gitu ya, kalo sama Yeon Doo pake strawberry milk,
tapi kalo sama Soo Ah pake es krim? Pinter). Soo Ah bilang ini pertama kalinya
dia melakukan hal-hal seperti ini. Dulu Yeon Doo sering mengajaknya, tapi dia
selalu menolak ajakan Yeon Doo. Dia tersenyum sedih, menyesal karena menolak
ajakan Yeon Doo.
Soo Ah minta maaf pada Dong Jae karena sudah pernah
membuat Dong Jae dalam bahaya. Dong Jae agak kaget, karena tidak biasanya Soo Ah
mau minta maaf. Soo Ah tersenyum, mengakui kalau selama ini dia sudah sangat
kejam.
Di RS, Yeon Doo menawarkan untuk membeli minuman
buat anggota tim cheers. Begitu akan keluar kamar, dia menemukan surat Soo Ah
dan menunjukkannya pada yang lain. Mereka membacanya bergantian dan langsung panik.
Soo Ah berjalan menyusuri trotoar bersama Dong Jae. Dia
berterima kasih karena hari ini dia berkesempatan punya kenangan indah sebelum
pergi. Soo Ah juga berpesan supaya Dong JaeDia lalu menyuruh Dong Jae pulang
duluan karena dia akan mampir ke sebuah tempat sebelum pulang.
Dong Jae mendapat telepon dari Yeon Doo, menanyakan
keberadaan Soo Ah. Yeon Doo bilang Soo Ah bertingkah aneh, tapi Dong Jae bilang
Soo Ah baik-baik saja karena seharian ini mereka bersama. Tapi tiba-tiba dia
ingat bahwa Soo Ah memang terlihat aneh. Lalu Dong Jae bergegas mengejar Soo
Ah.
KepSek berbincang dengan ibu Soo Ah tentang
kemungkinan hukuman karena Soo Ah sudah terbukti kuat mencuri soal ujian dan
melukai teman sekelasnya, dia tidak bisa lagi menutupinya. Ibu Soo Ah berkata santai kalau itu tanggung
jawab KepSek karena sudah menerima ‘hadiah’nya. Entah apakah akan memindahkan
Soo Ah ke luar negeri, yang dia tahu Soo Ah harus bersih dan nilainya tetap
sempurna.
Ibu Soo Ah lalu mendapat telepon yang memberitahu
bahwa Soo Ah menghilang atas keinginannya sendiri.
Tim cheers panik dan memutuskan untuk mencari Soo
Ah. Yeol bahkan juga ikut ke luar RS. Dia melirik Yeon Doo yang terlihat sangat
khawatir, Yeol menyentuh bahu Yeon Doo, memberinya kekuatan dan dukungan untuk
tetap tenang.
Isi surat Soo Ah,
“Maafkan aku,
aku juga bingung kenapa sulit sekali mengatakan ‘Maaf’. Bagaimana caranya agar
aku bisa mengucapkan maaf dan terima kasih. Bagaimana caranya agar aku tidak
kesepian lagi? Semuanya terasa mustahil bagiku.
“Awalnya,
kupikir jika aku fokus pada belajar saja, aku pasti akan merasa bahagia. Meskipun
aku masih belum bisa bahagia sekarang, mungkin saja besok aku akan bahagia. Tapi
Yeon Doo-ya, semakin aku fokus pada belajar, kenapa kebahagiaan itu semakin
jauh? Kenapa dadaku rasanya makin sesak? Kenapa aku semakin terlihat seperti
monster? Aku membenci diriku yang menjadi monster ini. Aku tak bisa bertahan
lagi. Yeon Doo, kau tak boleh menyia-nyiakan sehari waktu untuk tidak bahagia. Jangan
percaya omongan orang dewasa yang menyuruhmu untuk serius. Jangan lupa untuk
selalu bahagia. Aku minta maaf padamu dan Kim Yeol. Juga pada Guru Yang Tae Bum
dan yang lainnya. Aku harap permintaan maafku belum terlambat. Aku harap kalian
tidak lagi menderita karenaku. Selamat tinggal.”
(Gak, aku gak nangis. Mataku cuma kemasukan debu)
(sepatunya bagus :'D ) |
Soo Ah mengirim SMS ke ibunya, “Ibu, maaf aku tak bisa memenuhi keinginan ibu. Walaupun dengan cara
yang tidak pantas, aku senang ibu bisa melihatku menempati di peringkat 1. Setidaknya
sekali, aku ingin memenuhi harapan ibu.”
Ibu Soo Ah membaca pesan itu dengan ekspresi panik dan
cemas.
Sementara itu, tim cheers masih berpencar mencari
Soo Ah. Da Mi menyesal sudah mengupload video itu. Hyo Sik menenangkannya, Jae
Young menyesal dan berkata tak seharusnya mereka memojokkan Soo Ah.
Yeol dan Yeon Doo juga ikut mencari Soo Ah. Yeon Doo
takut Soo Ah akan melakukan hal berbahaya. Dia menyesal sudah menyudutkan Soo
Ah, karena dia terlalu kesal. Yeon Doo berkata seharusnya dia sadar bahwa
selama ini Soo Ah-lah yang paling menderita. Yeol berkata dia juga bersalah.
Dong Jae mencari Soo Ah di daerah pertokoan tempat
mereka tadi lewati. Dia melihat Soo Ah yang terus berjalan ke tengah jalan,
tanpa mempedulikan kendaraan yang berlalu-lalang. Orang-orang mulai panik tapi
tidak ada yang berani menghentikannya. Soo Ah melihat sebuah mobil yang semakin
mendekat ke arahnya, dia sudah bertekad akan mengakhiri hidupnya di sana.
Lalu tiba-tiba Dong Jae berlari ke arahnya, menarik
Soo Ah ke belakang dan memeluknya sebelum mobil itu menyambar tubuh Soo Ah.
Dong Jae memeluk Soo Ah erat, sementara Soo Ah hanya terdiam. Dan Soo Ah pun
akhirnya menangis sambil memeluk Dong Jae.
Yeol dan Yeon Doo yang melihat kejadian itu ikut
merasa lega karena Soo Ah berhasil diselamatkan.
Tim cheers berkumpul di ruang klub Baekho. Tae Pyung
bertanya pada Yeon Doo yang baru datang, apakah Soo Ah sudah bisa dijenguk.
Yeon Doo menjawab Soo Ah masih butuh istirahat full.
Yeon Doo yang sedang menikmati strawberry milk-nya
bersama Dong Jae dengan takut-takut menyentuh lengan Dong Jae. Dia merasa sedih
sekaligus lega karena fobia Dong Jae akhirnya bisa sembuh. Dong Jae berkata
kalau saat itu dia tidak bisa berpikir apa-apa dan bergerak begitu saja
menyelamatkan Soo Ah.
Murid-murid lain mulai menggosipkan Soo Ah yang
rumornya menjadi gila karena kejadian itu. Mereka senang karena jika Soo Ah tidak
ada, nilai mereka bisa naik (Oh, aku ingat salah satu murid itu adalah orang yang
melabrak Yeon Doo di kantin di episode 1, ketika kasus skandal foto Yeon Doo
mencuat, lalu semua murid dihukum tidak boleh keluar asrama).
Beberapa anggota tim cheers mendatangi dan melabrak
mereka. Mengatakan ada banyak hal bisa mereka kerjakan daripada bergosip. Mereka
mengaku salah karena sudah menggosipkan Soo Ah, tapi itu tidak ada hubungannya
dengan anggota tim cheers yang lain. Hyo Sik menegaskan bahwa dia dan anggota
tim cheers adalah rekan satu tim dan juga teman Soo Ah. Jadi jika ada yang menjelek-jelekkan temannya
lagi, dia akan turun tangan.
KepSek yang baru saja bertemu dengan Dir. Lee untuk
proses pemindahan sekolah Soo Ah berkata pada Guru Im tentang tim cheers yang
membuatnya sakit kepala. Dia menyuruh Guru Im untuk membubarkan tim itu karena
Soo Ah sudah akan pindah. Guru Im berkata Dinas Pendidikan sedang mengawasi
mereka, jadi jika tiba-tiba mereka membubarkan tim, maka Dinas Pendidikan akan
curiga.
Tim cheers kembali berlatih sebelum kompetisi
regional. Kali ini sub Yeon Doo berlatih bersama Yeol, Ha Joon dan Tae Pyung.
Hyo Sik melirik mereka dan berkata tangannya kosong karena seharusnya subnya
berlatih bersama Soo Ah sebagai Flyer mereka. Yeon Doo menjawab sedih kalau Soo
Ah masih belum bisa dijenguk.
Guru Yang datang mengabarkan bahwa Soo Ah memutuskan
untuk pindah sekolah ke luar negeri.
Soo Ah yang masih terbaring di kasurnya dengan
selang infus di tangan menatap kosong ke arah jendela. Dir. Lee ada di sana
(kayaknya dia yang lebih sibuk dibanding ibu Soo Ah), baru selesai menelepon
dan menyadari bahwa ada pesan masuk ke ponsel Soo Ah. Dia memberikannya pada
Soo Ah dan berkata mungkin saja itu SMS penting.
Soo Ah membuka SMS masuk itu, dan melihat ada video
yang dikirim anggota tim cheers, pesan berisi permintaan maaf dan harapan
supaya Soo Ah kembali ke sekolah dan bergabung lagi dengan tim cheers. Soo Ah
terhibur dengan video itu.
Video Dong Jae, sambil mengangkat Jae Young, Dong
Jae berkata, “Berkatmu aku bisa melakukan ini. Kau adalah Flyer kami, jadi
cepatlah kembali.” Lalu Dong Jae melirik ke kanan-kiri, dan mendekat sambil
berbisik di dekat kamera, “Yeon Doo juga Flyer sih, tapi dia terlalu berat.”
Lalu Hyosik, Joon Soo dan Seung Woo bergabung dengan
Dong Jae dan mulai mengeluh soal punggung mereka yang encok karena harus
mengangkat Yeon Doo. Yeon Doo yang mendengarnya langsung berceloteh dan
mengomeli mereka. Soo Ah tertawa kecil menonton video itu.
Ha Joon secara chic dan cool meminta Soo Ah untuk
kembali. Hyo Sik menyuruh setidaknya Ha Joon harus tersenyum supaya Soo Ah mau
kembali. Ha Joon dengan malu-malu memaksakan senyum, tapi akhirnya dia
menyerah.
Anggota yang lain mengunggah foto dan video mereka ke
akun sosmed. Soo Ah dengan semangat
menunggu video-video mereka setiap hari.
(Soo Ah, biar kata lagi sakit atau dalam keadaan apapun juga, kok tetap bisa ya ngerawat rambut?) |
Da Mi mengirim video dan fotonya. Dia berkata jika
Soo Ah masih marah padanya karena sudah mengupluad video CCTV itu, Soo Ah bisa
balas dendam dengan mengupload foto jeleknya.
(Lucu Da Mi memanggil Soo Ah dengan sebutan ‘Swa/SoA
eonni, hehe).
Yeol mengirim video, berkata jika Soo Ah ingin
meminjam buku catatan si Peringkat 1, dia akan meminjamkannya. Karena itu dia
meminta Soo Ah untuk segera kembali karena persaingan peringkat mereka belum
selesai. Yeol juga minta maaf karena sudah bersikap kasar padanya. Soo Ah
menahan air matanya menonton video itu.
Video terakhir dari Yeon Doo. Yeon Doo menunjukkan
foto-foto mereka berdua yang sudah ditempelnya sedemikian rupa di buku sketsa.
Yeon Doo, “Kwon Soo Ah, kau tahu apa yang paling
sulit? Aku benar-benar membencimu, tapi aku tak bisa membencimu 100%. Itu semua
karena kenangan ini. Kau salah jika mengira kau tidak memiliki teman, kau tidak
sendirian. Kau sudah memiliki teman yang selalu ada untukmu. Guru yang akan
selalu peduli padamu. Kita akan saling berpegangan tangan, jadi cepatlah
kembali.
Lagipula, kau lah yang membentuk tim cheers ini! Jadi
cepat kembali!!!”
Soo Ah menangis terharu sambil terus menonton video
dari tim cheers itu. Tapi kali ini, air mata yang dia keluarkan adalah air mata
tanda kebahagiaan.
Komentar
:
Episode kali ini berpusat pada Soo Ah dan
penyesalannya. Oh, Writer-nim~ di awal aku emang gak bisa menyalahkan Soo Ah sepenuhnya,
tapi karena di beberapa episode belakangan sikap Soo Ah sudah sangat
keterlaluan, aku jadi punya alasan untuk membencinya. Tapi… tapi… Writer-nim
kembali menyadarkanku bahwa Soo Ah ‘hanyalah’ seorang remaja 18 tahun yang
belum bisa berpikir panjang. Yang dia tahu hanya menuruti kemauan ibunya dan
belajar keras. Dia nggak tahu bahwa akibat dari perbuatannya yang menghalalkan
segala cara demi mempertahankan nilai dan peringkatnya, membuat beberapa orang
harus terluka.
Melihat Soo Ah, membuatku bersyukur karena
ibu-bapakku gak pernah memaksaku belajar keras. Di usia 18 tahunku (err, aku
tamat SMA di usia 17, btw), pokoknya di masa-masa SMA-ku, aku punya banyak
waktu berkumpul bersama teman, mengisi waktu dengan bergabung di kelompok
penulis di sela-sela waktuku kerja. Aku bersyukur ibu-bapakku sangat
mempercayaiku walaupun aku sering pulang menjelang maghrib karena berbagai
kegiatan yang kuikuti. Di SMP, aku selalu menduduki peringkat 3 besar, tapi
begitu di SMA aku bahkan gak masuk 10 besar, sempat membuatku takut dan
khawatir kalau mereka akan memarahiku. Tapi ibuku malah santai-santai saja dan
menyuruhku tidak usah terlalu memikirkannya. Beliau bahkan lalu memasak makanan
favorit untuk menghiburku. Kalo mengingat-ingat lagi, sekarang aku benar-benar berterima
kasih memiliki orangtua seperti mereka.
Setiap orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya.
Tentu. Tapi ibu Soo Ah memilih menghalalkan segala macam jalan demi hasil yang
terbaik bagi anaknya. Padahal sebenarnya semua itu hanyalah ambisinya, dia
mengira jika anaknya bisa masuk sekolah bergengsi, nilai sempurna dan barang
mewah, anaknya akan otomatis bahagia. Tidak peduli jika harus membuat orang
lain terluka dan rugi karena perbuatannya. Bahkan anaknya sendiri pun pada
akhirnya harus berada dalam tekanan moral karena terlalu jauh mengikuti
perintahnya. Dan yang paling tragis, Soo Ah, remaja 18 tahun itu sempat
berpikir untuk mengakhiri hidupnya saja daripada harus menerima kemarahan
ibunya.
Orang-orang seperti Yeol dan Yeon Doo benar-benar
berjiwa besar. Mereka memaafkan Soo Ah dan malah memberi dukungan supaya Soo Ah
kembali berkumpul bersama mereka. Terkadang, remaja memiliki pemikiran yang
lebih dewasa daripada para orang dewasa di sekitar mereka.
Aku suka hubungan Yeol dan Yeon Doo berkembang
dengan sehat. Dari awal, hubungan mereka bukan tentang benci jadi cinta seperti
drama-drama Korea pada umumnya. Hubungan mereka berkembang dari teman sekelas,
kepedulian, kesetiakawanan dan akhirnya berubah jadi benih-benih rasa suka. Aku
suka mereka sering menghabiskan waktu berdua, bicara hal-hal apa saja dengan
santai, hal-hal yang mungkin tidak pernah mereka kira akan bisa diceritakan
kepada orang lain, selain sahabat mereka. Aku suka Yeol yang selalu mendukung
Yeon Doo tanpa bertindak seolah Yeon Doo adalah gadis lemah yang harus selalu dia
lindungi. Aku suka Yeol membiarkan Yeon Doo mengemukakan pendapatnya, berdebat
dengan Soo Ah tanpa berusaha masuk dalam percakapan mereka. Menunggu Yeon Doo
menyelesaikan sendiri masalahnya. Yeol memberi Yeon Doo kebebasan untuk
mengeluarkan emosinya. Tapi, Yeol adalah orang yang selalu mendukung dan
mengawasi Yeon Doo sejak awal. Dia khawatir kalau Yeon Doo gak ada di dekatnya.
Begitulah besar rasa suka Yeol pada Yeon Doo. Walaupun dia lebih sering
menggoda Yeon Doo, tapi aku suka dia gak pernah menyembunyikan perasaannya pada
Yeon Doo.
Ha Joon… no, sweetie. Aku menyukaimu tapi aku kecewa
dengan sikapmu yang dikuasai aura patah hati. Dari awal, Ha Joo sudah sadar
kalau Yeol emang menaruh perasaan pada Yeon Doo. Mungkin awalnya dia hanya
berniat mengetahui tentang Yeon Doo, tapi akhirnya dia sadar kalau Yeon Doo
memang memiliki pesona tersendiri. Dia pun gak bisa membendung perasaan lain
yang dirasakannya pada Yeon Doo. Aku harap Ha Joon akhirnya sadar dan merelakan
Yeol bahagia bersama Yeon Doo. Karena baginya, Yeol adalah yang utama, iya kan?
Ha Dong Jae… ugh. Dia memang unik, pemikirannya out
of space. Di saat udah gak ada lagi orang yang bisa menerima kelakuan Soo Ah,
hanya Dong Jae yang tetap mencari Soo Ah. Bicara pada Soo Ah dengan santai,
bahkan, cuma Dong Jae yang membuat Soo Ah sering kehilangan kata-kata dan gak
bisa membantah perkataannya. Aku senang dia memilih menghabiskan waktu bersama
Dong Jae, senyum dan tawa Soo Ah saat bersama Dong Jae benar-benar lepas. Seolah-olah
Dong Jae adalah orang yang memiliki obat penenang rasa sakitnya.
Aku juga senang karena pada akhirnya, Dong Jae mampu
menyembuhkan fobianya karena Soo Ah. Jika Yeol-Yeon Doo adalah pasangan yang
penuh rasa bahagia dan cahaya, Soo Ah-Dong Jae adalah pasangan melodrama. Tapi
melodrama sekalipun, sering berakhir bahagia pada akhirnya.
151106. 22.23 WIB
Ujen/박수잔
Tidak ada komentar:
Posting Komentar