Kamis, 14 Januari 2016

[Sinopsis] Murim School (무림 학교) Episode 2









Shi Woo, Chi Ang dan Sun Deok tiba di Sekolah Murim. Sun Deok berkata ke Ketua Hwang bahwa dia membawa murid baru, walaupun dia bergumam bingung bagaimana segelnya bisa terbuka sendiri. Salah satu guru di sana juga bingung karena yang terdaftar hanya satu orang. Shi Woo mengatakan maksud kedatangannya adalah untuk menemui KepSek Sekolah Murim. Ketua Hwang menyuruh yang lain bubar dan mengajak Shi Woo serta Chi Ang ikut dengannya.



 Ketua Hwang menjelaskan bahwa Sekolah Murim adalah satu-satunya sekolah (ajaib) yang mendapat izin khusus dari PBB karena tujuannya untuk menjaga perdamaian dunia. Ketua Hwang juga menjelaskan prestasi yang sudah diraih Sekolah Murim sebagai sekolah seni bela diri (martial art). Tapi mereka tidak mempromosikan sekolah itu ke publik.

Chi Ang berkata sekolah itu terasa aneh. Shi Woo membalas bahwa Chi Ang-lah yang aneh. Kkk. Chi Ang sebal dan berjalan mendahului Shi Woo menaiki tangga sementara di suatu tempat,
Orang-orang mengamati mereka melalui layar laptop. Mereka membicarakan soal Shi Woo yang tiba-tiba ada di sana padahal yang terdaftar hanya Wang Chi Ang. Shi Woo menyadari dirinya sedang diamati, lalu menghancurkan drone (kamera terbang? Wks) yang digunakan untuk merekam keadaannya.





Guru-guru Sekolah Murim membicarakan keanehan tentang segel yang terbuka, karena satu-satunya yang bisa membukanya hanya Ketua Hwang. Guru lain menimpali bahwa pasti ada kekuatan lain sehingga segel itu terbuka. Guru Daniel (Daniel Lindemann) tidak percaya jika salah satu dari (calon) murid baru itu yang membukanya.



Sun Ah dan Sun Deok ada di kamar mereka. Sun Ah bertanya apakah Sun Deok yang membawa mereka ke sana. Sun Deok berkata bahwa dia hanya membawa Chi Ang, sementara Shi Woo bertemu dengannya di depan gerbang sekolah.

Sun Ah teringat tentang kejadian ketika Shi Woo hampir tertimpa lampu sorot yang jatuh. Dia berpikir bahwa Shi Woo-lah yang sudah membuka segelnya.



Ketua Hwang bicara dengan Shi Woo dan Chi Ang di kantornya. Ketua Hwang bertanya pada mereka tujuan mereka datang ke Sekolah Murim. Chi Ang menjawab dia ke sana atas perintah ayahnya, sementara Shi Woo ingin memberitahukan alasannya secara pribadi.



Seseorang membawa Chi Ang menuju kamarnya. Sepanjang jalan koridor menuju kamar, orang itu, Sam (Samuel Okkyere) menjelaskan bahwa selama di Murim, mereka harus melakukan segala sesuatunya sendiri. Chi Ang protes kenapa dia harus melakukan itu. Dia berkata enteng bahwa dia akan meminta ayahnya mendanai Sekolah Murim supaya ada orang yang bisa dipekerjakan untuk bersih-bersih dan juga menjaga keamanan di sana. Sam menjelaskan inilah yang namanya ‘belajar’, lalu pergi dari sana sambil menyerahkan selimut pada Chi Ang.





Ketua Hwang bicara empat mata dengan Shi Woo, bertanya sekali lagi tujuan Shi Woo ke Murim. Baru saja Shi Woo ingin menjelaskan, tapi Ketua Hwang sudah bisa menduga bahwa Shi Woo memiliki masalah pendengaran. Shi Woo heran karena Ketua Hwang bisa mengetahui penyakitnya, dan bertanya apakah Ketua Hwang bisa menyembuhkannya. Ketua Hwang meralat ucapan Shi Woo dengan mengatakan yang harus ‘disembuhkan’ adalah situasi Shi Woo.

Shi Woo kesal karena dia harus segera menyembuhkan telinganya supaya dia bisa kembali normal. Ketua Hwang menyudutkannya dengan mengatakan tidak hanya telinga Shi Woo saja yang bermasalah, tapi hati Shi Woo. Jika Shi Woo ingin belajar di Murim, dia akan menerimanya. Tapi Shi Woo menolak, karena bukan itu tujuannya memberanikan diri datang ke Murim. Lalu dia pergi begitu saja. Ketua Hwang tetap bersikap tenang melihat kelakuannya.



Shi Woo menelepon manajernya dan mengatakan akan membawa Shim Sun Deok ke Seoul untuk menggelar konferensi pers. Manajer berkata hal itu saja tidak cukup karena perusahaan sudah rugi besar gara-gara Shi Woo. Manajer terang-terangan menyuruh Shi Woo sadar diri dan keluar dari perusahaan. Perusahaan sudah berencana mengirimkan dokumen (untuk menggugat Shi Woo), jadi dia mengingatkan Shi Woo untuk segera mengirimkan pengacaranya.



Shi Woo mencegat Sun Deok yang akan pergi bekerja paruh waktu dan memaksa Sun Deok mengklarifikasi pernyataan soal dirinya yang melarikan diri malam itu. Sun Deok sekali lagi menjelaskan bahwa dia hanya berniat menolong Shi Woo dan Da Rim. Shi Woo emosi dan berkata hari itu dia bukan melarikan diri tapi mengejar paparazzi supaya tidak menyebarkan foto-foto yang bisa dijadikan skandal, jadi dia minta Sun Deok segera mengklarifikasi pernyataannya. Sun Deok cemas tapi berusaha menenangkan Shi Woo.

Shi Woo menuduh bahwa Sun Deok dibayar Dir. Choi (direktur agensinya) untuk berbohong. Sun Deok jadi kesal dan mengingatkan Shi Woo jika ingin minta bantuan, setidaknya dia barus sopan. Dia juga menyindir Shi Woo yang tidak berterima kasih karena sudah diselamatkan. Shi Woo bersikeras dia tidak perlu berterima kasih karena dia tidak minta Sun Deok menolongnya, tapi untuk soal klarifikasi itu, Sun Deok memang sudah harus dilakukan.



Shi Woo duduk sendirian di tangga sambil browsing berita dirinya. Beberapa berita dengan judul yang intinya memberitakan bahwa karir Shi Woo sebagai idola sudah berakhir. Shi Woo menghela nafas berat, lalu ingatannya memutar memori beberapa tahun lalu, ketika dirinya baru akan debut dan pertama kalinya bertemu dengan Dir. Choi yang menawarkan kerja sama.

Lalu ke waktu ketika grup Mobius-nya meraih trofi kemenangan di acara musik. Di belakang panggung, Dir. Choi sudah menunggunya dengan senyum hangat penuh rasa bangga atas pencapaiannya. Dir. Choi merentangkan tangannya, Shi Woo yang awalnya ragu-ragu akhirnya menyambut pelukan hangat Dir. Choi. Dir. Choi berkata Shi Woo bisa menganggapnya sebagai ayah karena Shi Woo tidak tahu tentang orangtua kandungnya.

Shi Woo bergumam mengingat momen itu, “Ayah apaan? Sejak awal yang dia incar hanya uang.”




Telinga Shi Woo kembali berdenging. Ketua Hwang menghampirinya dan menekan dahi Shi Woo. Dia mengatakan telinga Shi Woo yang bermasalah adalah karena salah satu energinya terkunci, dia memijat dahi dan punggung Shi Woo, membuat Shi Woo tenang. Ketua Hwang berkata jika Shi Woo ingin pulang, dia bisa mengantarnya. Tapi Shi Woo menolak, dia beralasan keberadaannya di sini gara-gara Sun Deok. Ketua Hwang mengingatkan Shi Woo untuk menanyakan kepada hatinya sendiri, apa tujuan sebenarnya Shi Woo datang ke Murim. Dia tidak bisa berjanji akan menyembuhkan Shi Woo, tapi jika Shi Woo ingin belajar dan menjadi lebih baik, dia akan diterima.



Guru senior (untuk sementara aku sebut begitu, karena lagi males gugling) bertanya kenapa  Ketua Hwang menerima dua anak itu padahal yang resmi mendaftar hanya Wang Chi Ang. Ketua Hwang menjelaskan seorang lagi (Shi Woo) datang ke sana untuk meminta bantuan, dia tidak mungkin menolak seseorang yang datang meminta bantuan padanya. Apalagi dia merasa bahwa Sekolah Murim-lah yang memanggil Shi Woo ke sana.



Shi Woo akhirnya memutuskan akan tinggal di Murim untuk beberapa waktu. Lalu perhatiannya terarah pada kalung di lehernya, dengan bandul yang membentuk simbol misterius.

Shi Woo membuka pintu dan kaget ketika kembali bertemu dengan Chi Ang yang akan masuk kamar. Mereka mulai protes  pada penjaga asrama, Sam, untuk pindah kamar. Sam mengingatkan bahwa Murim tidak akan menoleransi sikap manja mereka. Pada akhirnya mereka berdua terpaksa harus sekamar. Bahkan untuk urusan kasur saja tetap jadi rebutan. Chi Ang mengatakan dia sudah kentut di kasur yang sudah ditempati Shi Woo, supaya Shi Woo pindah kasur karena Chi Ang ingin mendapatkan view yang bagus di sana. Shi Woo menjawab enteng bahwa dia sudah mengganti sepreinya. Chi Ang makin kesal karena gagal mendapatkan kasurnya.





Ibu Chi Ang kepikiran anaknya yang sedang berada di Murim. Sementara Chi Ang yang tidak bisa tidur karena alunan piano yang dimainkan Sun Ah, memandangi selembar foto dirinya dan ibunya. Dia bicara pada foto ibunya untuk bersabar untuk sementara waktu. Lalu dia tersenyum kecil.



Sekolah Murim di pagi hari (aku harus ngecapture gambar ini karena view-nya yang indah banget. Penasaran di mana mereka syuting tempat ini?).



Sam membangunkan Chi Ang dan Shi Woo. Dia bahkan menarik bantal Chi Ang hingga Chi Ang jatuh dari kasurnya. Sam mengatakan pada mereka untuk tidak melewatkan latihan pagi.

Dan latihan pagi yang dimaksud adalah semacam peregangan otot dan juga praktek seni bela diri. Guru Daniel yang mengajar dan mencontohkan gerakan mengunci lawan. Sam yang membawa Chi Ang dan Shi Woo (err… mereka belum mandi? Bajunya belum ganti tuh) ke ruangan itu. Kelas langsung heboh berbisik-bisik.





Begitu latihan pagi selesai, Shi Woo menarik Sun Ah untuk bicara dengannya. Shi Woo menanyakan alasan Sun Ah yang mengatakan bahwa seseorang di Murim bisa menyembuhkannya. Sun Ah menjelaskan bahwa orang yang dia maksud adalah Ketua Hwang, kepsek mereka. Ketua Hwang memiliki kemampuan yang hebat sehingga Sun Ah yakin Shi Woo bisa disembuhkannya.
Seorang guru mengamati Shi Woo di balik pintu. Lalu dia memanggil Shi Woo dan bertanya apa alasan sebenarnya Shi Woo ke Murim. Dia terlihat curiga dengan Shi Woo, apalagi Shi Woo menolak untuk memberitahunya (dan sikap guru ini mengingatkanku pada Prof. Severus Snape. Mian OOT). Mereka saling menatap tajam untuk alasan berbeda.





Shang Hai, China.

Dua orang anak buah CEO Wang datang menemuinya. Mereka mengatakan bahwa ‘Pria di rumah sakit’ akan ada kemungkinan untuk siuman walaupun kecil. Dokter mengatakan energy yang dimiliki pria itu sangat besar sehingga bisa membantunya untuk siuman suatu saat. CEO Wang memerintahkan untuk terus mengawasi ‘pria’ itu.



Chi Ang mencari Sun Deok dan menemukannya sedang membersihkan ikan. Chi Ang berteriak memanggilnya ‘Ariel’ (udah kubilang kan Chi Ang kebanyakan nonton kartun Disney) dan bercanda bertanya apa yang Sun Deok lakukan kepada temannya (ikan). Sun Deok kebingungan siapa yang dimaksud dengan ‘teman’nya. Chi Ang menjelaskan Sun Deok adalah Putri Duyung, dan ikan adalah temannya. Sun Deok membenarkan pelafalan Chi Ang, ‘Putri Duyung’ itu ‘In-eo gongju’ bukannya ‘Ing-eo gongju’. Chi Ang menuruti perkataan Sun Deok, tapi tetap tidak bisa menghilangkan logat Mandarin-nya. Sun Deok akhirnya menyerah mengajarinya. Cutie~

Chi Ang berkata karena itu sekarang dia mengubah panggilan untuk Sun Deok dari ‘In-eo gongju’ ke ‘Ariel’ supaya lebih mudah dilafalkan. Sun Deok malah kesal dan menyuruh Chi Ang memanggilnya dengan ‘Sun Deok’ saja. Chi Ang menatap polos Sun Deok dan mengatakan kalau Sun Deok makin cantik saat marah. Chi Ang menambahkan Sun Deok adalah gadis pertama yang berani kasar padanya. Lalu Chi Ang bergumam mungkin karena itulah dia menyukai Sun Deok. Sun Deok yang makin emosi, berteriak mengusirnya keluar dari dapur.





Shi Woo melihat Chi Ang masuk ke kamar lalu bertanya apakah Chi Ang adalah teman dari Gadis Berkepala Ayam (heol, kasian sama Sun Deok yang punya julukan aneh-aneh). Chi Ang jelas tidak terima Ariel-nya disamakan dengan ayam. Shi Woo malah bingung kenapa tiba-tiba nama Sun Deok berubah jadi Ariel. Chi Ang mengingatkan Ariel-nya bukan level Shi Woo, dan Shi Woo tidak boleh mengganggunya karena Chi Ang sudah terlebih dulu menyukainya. Shi Woo hanya memberinya tatapan ‘ya-ampun-kekanakan-sekali-orang-ini’ sambil geleng-geleng kepala.



Lunch time~

Murid-murid Murim membicarakan tentang Shi Woo yang menurut salah satu dari mereka tidak begitu tampan jika dilihat secara langsung. Sementara yang lain memasang taruhan untuk melihat seberapa lama Wang Chi Ang bisa bertahan. Hanya Yup Jung (Alexander) yang tidak ikut tertawa dengan candaan teman-temannya. Dia bertanya kapan upacara penyambutan akan diadakan. Temannya menjawab upacara diadakan jika mereka bisa bertahan seminggu. Yang lain menimpali mungkin saja mereka bisa bertahan, apalagi segel sudah terbuka. Yup Jung menyela, karena mungkin bisa saja segel itu tidak sengaja terbuka. Yup Jung menyeringai dan berjanji akan membuat kedua orang murid baru itu merengek minta pulang.



And, now~ Cooking Lessons~

Chi Ang tebar pesona pada Sun Deok yang dibalas Sun Deok dengan ayunan alat masaknya seolah-olah itu katana. Walaupun belajar memasak, tapi mereka tetap bisa melatih seni bela diri mereka dengan di sana. Guru ‘Snape’ mengawasi mereka dan memuji kemapuan Shi Woo memotong sayuran, lalu menegur Chi Ang yang terlihat hanya main-main saja. Dia lalu menyuruh Chi Ang mengaduk adonan tepungnya.

Yup Jung menghampiri kelompok duo Shi Woo-Chi Ang sambil menyerahkan adonan tepung  miliknya yang sudah dicampurnya dengan banyak es batu. Shi Woo menyuruh Chi Ang memasukkan adonan yang sekarang sudah dicampur wortel dan bahan lain ke dalam penggorengan. Chi Ang memasukkannya sekaligus, membuat Shi Woo sebal dan mendekat ke penggorengan untuk mengecilkan api. Tapi tiba-tiba memori masa kecilnya yang berhubungan dengan api dan kebakaran melintas. Shi Woo jatuh terduduk sambil memegang telinganya yang berdenging. Semua orang heran melihatnya.

Lalu adonan itu menyembur ke penjuru dapur. Murid-murid dengan sigap menangkis ‘serangan adonan’ dengan kemapuan seni bela diri mereka (maaf, aku bingung mau ngecapture gambarnya karena adegan ini bikin geli banget. Suer!). adonan serupa bakwan itu pun berhasil ditangkap dengan keren oleh Guru ‘Snape’.





Minyak yang menyembur juga hampir mengenai Shi Woo kalau tidak cepat diselamatkan (lagi) oleh Sun Ah. Sun Ah menyelubungi Shi Woo dengan selembar kain. Guru ‘Snape’ menyelamatkan Chi Ang dengan cara menutup kepala Chi Ang menggunakan ember!

Sun Ah bertanya keadaan Shi Woo. Shi Woo yang sudah mendingan langsung melabrak Chi Ang dan menuduhnya sengaja supaya Shi Woo celaka. Guru ‘Snape’ melerai mereka, sementara Yup Jung tersenyum puas.





Guru-guru mengadakan rapat. Guru ‘Snape’ yang ternyata bermarga Kim mengusulkan untuk mengeluarkan Shi Woo dan Chi Ang sebelum mereka membuat kekacauan lebih lanjut.

Sun Ah menemui Ketua Hwang untuk membujuk supaya menyembuhkan Shi Woo. Ketua Hwang menjawab enteng kalau Shi Woo harus disarankan ke dokter THT. Sun Ah memanggilnya ‘Ayah’, membuat Ketua Hwang berbalik dan mulai menjabarkan kesalahan-kesalahan Sun Ah yang bolos sekolah dan pergi ke konser Shi Woo, bahkan memberitahu Shi Woo soal Sekolah Murim. Sun Ah memohon ayahnya untuk menyembuhkan Shi Woo karena Shi Woo berbeda dari yang lain. Sun Ah berkata bahwa Shi Woo bisa menahan lampu sorot yang hampir jatuh mengenainya, membuat Ketua Hwang tertegun.



Kelas meditasi.

Guru Senior (ternyata namanya Guru Beop) yang mengajar. Dia menjelaskan bahwa dasar dari meditasi adalah melihat kedalaman diri sendiri, lalu mengumpulkan energi sambil memikirkan masalah yang akan di atasi. Guru bertanya pada Shannon, si blonde dari Inggris tentang masalah yang ingin dia atasi. Shannon menjawab ‘Ayam’ *LOL*, semua menahan tawa mendengar jawabannya. Guru bertanya pada Sun Ah, dan Sun Ah menjawab ‘Api’.

Guru lalu menyadari kegelisahan di raut wajah Shi Woo yang sedang memejamkan mata. Shi Woo membayangkan peristiwa kebakaran yang terjadi ketika dia masih kecil, ada seorang wanita (yang menurutku ibu Shi Woo) pingsan di tengah kobaran api itu. Shi Woo membuka matanya dan Guru bertanya apa yang dilihat Shi Woo. Shi Woo berbohong dan mengatakan dia tidak melihat apapun padahal semua orang menyadari kegelisahannya.



Guru Kim menekan tombol rahasia di mejanya dan mengambil sebuah kotak dari dalam brankas. Dia membukanya dan itu adalah sesuatu yang terlihat seperti lencana.





Ahjumma yang selalu menemani ayah Sun Deok mengejar ibu Chi Ang yang baru saja hendak meninggalkan rumah Sun Deok setelah bertanya tentang keadaan Chi Ang di Murim. Ahjumma merasa pernah melihat ibu Chi Ang di suatu tempat. Ibu Chi Ang dengan gugup mengelak. Dia buru-buru pulang sambil menitip anaknya untuk diawasi dengan baik.



Kelas latihan bela diri. Sun Deok dan Sun Ah latihan pertarungan menggunakan galah panjang. Sun Deok menyerang Sun Ah yang lengah ketika melihat kedatangan Shi Woo. Chi Ang bersemangat karena melihat Sun Deok yang terampil dalam seni bela dirinya. Yup Jung menyindir sebaiknya Shi Woo dan Chi Ang tidak mengikuti kelas itu karena tempat itu bukanlah untuk mereka main-main. Jika tidak punya keterampilan, sebaiknya mereka keluar dari Murim. Shi Woo yang tidak tahan dengan ocehannya langsung menantang Yup Jung. Dia menunjukkan gerakan yang mereka sebut sebagai ‘latihan dasar’.





Chi Ang tidak mau kalah dan berkata dia juga bisa berkelahi. Yup Jung menyarankan Shi Woo dan Chi ang untuk duel supaya membuktikan seberapa hebat mereka berdua. Yup Jung kesal karena mereka berdua seolah-olah merendahkan Sekolah Murim. Shi Woo menyimpulkan jika ada yang kalah, maka mereka harus keluar dari Murim. Yup Jung meralat, dia berkata dia akan senang jika mereka berdua keluar, tapi untuk sementara ini dia akan cukup puas jika salah satu dari mereka dikeluarkan.

Sun Deok mengingatkan untuk tidak melakukan duel itu dan mengatakan Yup Jung hanya memprovokasi mereka. Tapi Shi Woo sudah terpancing dan menantang Chi Ang untuk duel. Sun Deok dan Sun Ah berharap bisa menghentikan mereka, tapi murid laki-laki berkata mereka sudah tidak bisa dihentikan karena ini bukan sekedar kompetisi, melainkan pertarungan harga diri.

Shi Woo dan Chi Ang memulai duel mereka dengan kemampuan masing-masing.



Bersambung ke episode 3

Komentar :
Aku rada terganggu dengan Yup Jung (Alexander) yang sering nyelipin kalimat bahasa Inggris setiap dia ngomong. Why? Bukan berarti aku benci bahasa Inggris, tapi kupikir agak gak penting juga karena Yup Jung adalah orang Korea (atau China?) dan dia keliatan udah lama di Murim, jadi yah pake aja bahasa Korea, haha. Gak kayak Chi Ang yang baru datang dari China kan, jadi wajar pelafalannya masih suka keseleo.

Shi Woo.. duh, senyum dong, Nak. Udah 2 episode dan aku belum liat senyum Shi Woo. Beda dengan Chi Ang yang walaupun kesannya manja tapi ceria, Shi Woo beneran dingin, sampe Ketua Hwang bilang yang mesti disembuhin duluan itu hatinya Shi Woo, bukan telinganya. Shi Woo gak mudah ngebuka hatinya, jadi orang-orang nganggep dia sombong.

Dan wohoo~ aku gak nyangka baik Shi Woo maupun Chi Ang punya teknik seni bela diri itu. Daebak bisa ngebungkam mulut Yup Jung yang ngeselin. Aku tau Yup Jung cuma iri karena mereka berdua seolah bisa dengan mudah masuk Murim, tapi tindakannya beneran nyebelin. Dari mulai verbal bullying sampe kejadian di dapur itu, dia udah keterlaluan. Yah, aku harap sih Yup Jung bukan orang jahat ya, kalo sekedar iri sih gak papa. Udah cukup dua direktur itu aja yang jahat, jangan ditambahin lagi orang jahatnya, hahaha.

Yaudahlah, segitu aja komen dariku. Selama dua episode perdana ini aku cukup puas. Katanya mau 20 episode ya? Hmm, aku pengennya sih cuma sampe 16 episode biar ceritanya lebih padat.

(Bonus, kata Seo Ye Ji aka pemeran Shim Sun Deok, dia dan Lee Hyun Woo aka Yoon Shi Woo udah syuting kiss scene! Kkk~ mianhae aku ngasih spoiler, udah ngantisipasi loveline-nya sih. Lalala~)

160114, 05.38 WIB

Ujen/박수잔

Tidak ada komentar:

Posting Komentar