Rabu, 30 Maret 2016

Sinopsis Drama Page Turner (페이지 터너) Episode 1

Note :
Page Turner adalah istilah yang digunakan untuk menyebut pembalik notasi balok dalam permainan piano ketika partnernya butuh seseorang untuk membalik halaman notasi dengan tepat.




Episode 1 : Yang Dianugerahi Talenta oleh Tuhan

Seorang gadis SMA, Yoon Yoo Seul (Kim So Hyun) sedang berdandan di dalam mobilnya yang terparkir sambil mendengarkan lagu pop (Red Velvet – Dumb Dumb). Tapi begitu melihat ibunya (bagi yang pernah nonton Naeil Cantabile, pasti tahu kalo pemeran ibu Yoo Seul adalah Dekan Song Mina), dia langsung cepat-cepat mengganti lagu itu dengan instrumental musik klasik. Ibunya bertanya kenapa Yoo Seul terlihat santai dan bukannya membaca buku musiknya. Yoo Seul beralasan bahwa dia khawatir bakal mabuk kendaraan kalau membaca ketika ibunya sedang menyetir.



Ibunya terus bicara soal ujian penyisihan di sekolah musik Yoo Seul yang sangat ketat. Ibunya tidak ingin Yoo Seul main-main. Yoo Seul hanya mendengarkan sambil lalu. Ibunya juga mengingatkan Yoo Seul soal Seo Jin Mok, si Peringkat 2, saingan berat Yoo Seul.



Seo Jin Mok (Shin Jae Ha) bersiap tampil dengan piano. Murid lain berbisik soal Jin Mok yang mereka sebut Psikopat. Mereka yakin kelemahan Jin Mok adalah memainkan irama musik klasik bergenre romantis. Tapi mereka langsung terdiam ketika juri menawarkan siapa yang mau penjadi Page Turner-nya Jin Mok, hingga Yoo Seul mengangkat tangannya, menawarkan diri menjadi Page Turner. Semua orang kaget karena selama ini Yoo Seul dan Jin Mok terkenal saling bermusuhan.

Yoo Seul melirik ibunya, teringat percakapan mereka ketika di mobil ibunya menyuruh Yoo Seul untuk menjadi Page Turner-nya Jin Mok. Nantinya Yoo Seul harus membalik halaman notasi dengan agak pelan supaya penampilan Jin Mok kacau.



Jin Mok memilih amplopnya yang berisi lagu yang harus dia mainkan, Chopin Valse in E minor Op. Post. Ibu Yoo Seul bersorak kecil karena notasi yang dipilih Jin Mok bergenre romantis. Jin Mok mulai memainkan nada-nada lagu itu dengan lihai. Ketika tiba waktu untuk membalik halaman, Yoo Seul membaliknya dengan tepat waktu, membuat ibunya kesal karena Yoo Seul tidak mendengarkan perintahnya. Yoo Seul tidak ingin perbuatan curang seperti itu. Permainan piano Jin Mok pun berakhir dengan mengesankan.

Flashback :



Beberapa tahun lalu, Jin Mok kecil sedang les piano dengan pengajarnya ibu Yoo Seul, sementara Yoo Seul kecil duduk tenang di belakang mereka. Ibu Yoo Seul menegur permainan piano Jin Mok yang tidak ada feel-nya. Jin Mok kesal karena selama ini dia dikenal sebagai piano genius, hanya ibu Yoo Seul yang tidak menganggapnya seperti itu, bahkan hampir kelepasan menyebut Jin Mok sebagai Psikopat. Dia meminta ayahnya untuk mengganti guru les piano. Ayahnya mempersilakan Jin Mok mencari guru les sendiri dan memberikan cek kepada ibu Yoo Seul, pertanda dia dipecat. Ibu Yoo Seul memohon-mohon supaya tidak dipecat. Ayah Jin Mok bilang dia tidak punya pilihan lain.

Tiba-tiba Yoo Seul memainkan piano. Dia menegur Jin Mok yang bermain piano tanpa perasaan. Jin Mok marah-marah dan menyuruh Yoo Seul berhenti. Dia makin kesal karena ibu Yoo Seul mengajari Yoo Seul dengan baik, sementara dirinya tidak. Ibu Yoo Seul juga kaget karena selama ini dia tidak pernah mengajari Yoo Seul bermain piano. Dia menyadari anaknya berbakat, lalu mengajak Yoo Seul pergi dari rumah Jin Mok.
Flashback ends




Giliran Yoo Seul tampil, Jin Mok mengambil kesempatan untuk menjadi Page Turner-nya. Yoo Seul memilih amplop berisi lagu Rachmaninoff’s “Prelude Op. 23 No. 5”. Murid lain kembali berbisik-bisik kalau lagu yang dipilih Yoo Seul merupakan lagu rumit, terutama karena jangkauan tangan Yoo Seul yang kecil. Tapi Yoo Seul memainkannya dengan penuh percaya diri. Ketika tiba waktu halaman dibalik, Jin Mok menjatuhkan notasi Yoo Seul. Walaupun dia berkata tidak sengaja karena dia gugup kepada juri, tapi Yoo Seul kalau Jin Mok memang sengaja. Dia melirik Jin Mok yang akan mengambil notasinya, lalu menampik tangan Jin Mok. Yoo Seul menyindir kalau dia juga tidak sengaja. Lalu melanjutkan permainan pianonya tanpa notasi. Juri berkomentar kalau level Yoo Seul memang beda.


Sementara itu di tempat lain, sedang ada pertandingan lompat galah. Seorang atlet, Jung Cha Sik (Jisoo) sedang diberi pengarahan oleh pelatihnya. Tapi Cha Sik sama sekali tidak tampak mendengarkan walaupun Pelatih sudah memegang pipinya supaya fokus. Mata Cha Sik terpaku pada ibunya yang menonton pertandingannya. Mata Cha Sik berkilat tajam saat dilihatnya seorang ahjumma berjaket motif zebra seperti sengaja menyenggol kaki ibunya, hingga tas yang dibawa ibunya terjatuh. Cha Sik berkata pada Pelatihnya bahwa ibunya tidak suka diremehkan. Pelatih kembali berusaha mengembalikan fokus Cha Sik dengan mengatakan bahwa Cha Sik bahwa Cha Sik harus mendapatkan medali supaya bisa masuk universitas dengan mudah.



Cha Sik semakin memanas saat melihat Ahjumma Zebra  kembali menyenggol minuman yang sedang dipegang ibunya hingga jatuh ke lantai. Cha Sik yang tidak bisa menahan emosinya lalu berteriak kepada Ahjumma Zebra supaya minta maaf pada ibunya. Orang-orang di gymnasium itu keheranan, sementara ibu Cha Sik memberi isyarat kalau dia baik-baik saja. Cha Sik lalu berteriak, “AKU YANG TIDAK RELA!!” LOL.

Cha Sik membaca spanduk yang dibawa Ahjumma Zebra, lalu menyadari kalau orang itu adalah ibunya Kang Jun Ho, peserta lain. Pelatih langsung menenangkan Cha Sik dan mengingatkannya kalau Kang Jun Ho adalah seorang atlet lompat galah pemegang rekor di pertadingan itu, 5,27 meter. Bukannya takut, Cha Sik malah makin kesal dan menganggap Jun Ho sombong hanya karena rekornya 17 cm lebih tinggi dari Cha Sik. Cha Sik lalu memberi tahu juri kalau dia akan melompat setinggi 5,30 m. orang-orang jadi heboh. Pelatih kembali sibuk ‘menyadarkan’ Cha Sik, kalau rekornya baru sampai 5,10 m. Cha Sik makin menggila dengan menyebut, “5,50 METER!!” Heol~

Pelatih pun nyerah, lalu menyetujui lompatan 5,30 m untuk Cha Sik, berbisik kecil pada asistennya bahwa Cha Sik akan kehilangan medali perunggunya. Di bangku penonton, ibu Cha Sik bertaruh pada Ahjumma Zebra soal lompatan Cha Sik. Jika Cha Sik gagal, dia akan memberikan laptop yang berisi pekerjaannya pada Ahjumma Zebra, tapi jika berhasil, dia meminta Ahjumma Zebra menerima kartu namanya plus mengenalkannya ke beberapa klien yang mungkin butuh jasanya sebagai Jakka (penulis).

Cha Sik bersiap melompat. Semangatnya semakin membara ketika ibunya berteriak memberinya dukungan. Pelatih hanya bisa menutup wajah karena tidak ingin melihat momen memalukan yang akan diciptakan Cha Sik. Tapi ternyata Cha Sik berhasil melompati galah setinggi 5,30 m. orang-orang menatapnya tidak percaya.



Pelatih lega karena Cha Sik berhasil mengamankan rekornya, lalu menawarkan untuk lompatan 5,35 m. Cha Sik yang masih terlalu semangat berkata enteng, 5,50 m. Cha Sik berkata seseorang mengatakan kalau hari ini dia akan beruntung dengan pertandingan. Pelatih berteriak kesal, bertanya siapa yang sudah bicara omong kosong itu. Cha Sik menunjuk kaki kanannya. Pelatih pun berteriak pada kaki kanan Cha Sik, “KAU BOHONG!!!” *bwaakks





Yoo Seul bertanya pada ibunya tentang penampilannya hari itu. Tapi ibunya tidak terkesan dengan cara Yoo Seul ‘menginjak’ Jin Mok. Ibunya marah karena Yoo Seul tidak mendengarkan perintahnya. Jin Mok lewat, ibu Yoo Seul pura-pura ramah menyapa Jin Mok, bahkan menawarinya untuk mengantar les. Jin Mok menepis tangan ibu Yoo Seul dan berkata kalau dia menolak tawaran itu. Yoo Seul memanggil Jin Mok. Mereka kembali beragumen tentang insiden yang terjadi ketika ujian tadi. Jin Mok menganggap kalau Yoo Seul membual tentang dirinya yang disebut orang Jenius. Yoo Seul menyeringai (yass, aku suka ekspresi Kim So Hyun kalo udah ngeluarin seringai begini) sambil berkata, “Aku bukan orang yang jenius. Tapi, kau saja yang bukan apa-apa.” SHOT! Ngejleb right on the kokoro.

Jin Mok menatap kepergian Yoo Seul dan ibunya dengan ekspresi penuh dendam.





Jin Mok lalu mendatangi gereja dan berdoa. Dengan nada penuh dendam dan kemarahan karena merasa direndahkan Yoo Seul, Jin Mok lalu berdoa meminta Yoo Seul ditimpakan musibah sebagai pelajaran atas kesombongannya. Jin Mok berdoa supaya Yoo Seul mengalami kegelapan dalam hidupnya. Hingga tidak lama kemudian, dia mendapat telepon dari teman sekelasnya yang mengabarkan kalau Yoo Seul mengalami kecelakaan lalu lintas. Jin Mok syok, karena merasa semua itu terjadi karena doanya yang penuh dendam barusan.

Sementara itu, Cha Sik juga bersiap untuk lompatan 5,50 m. tapi ternyata dia mengalami kecelakaan fatal, tepat di daerah sensitifnya. Lompatan 5,50 meter-nya gagal.





Yoo Seul baru saja selesai diperiksa matanya oleh dokter. Dokter mendiagnosa bahwa ada kerusakan syaraf optik pada matanya. Ibu Yoo Seul mengkhawatirkan bagaimana nanti Yoo Seul bisa kembali bermain piano. Dokter menegur Ibu Yoo Seul yang terlihat lebih mementingkan piano daripada anaknya. Ibu Yoo Seul marah, “Piano adalah anakku. Anakku adalah piano. Piano adalah segala-galanya bagi anakku.”

Ibu Yoo Seul menawarkan untuk transplantasi kornea matanya. Tapi dokter menjelaskan yang rusak adalah syaraf penglihatan, bukan kornea mata Yoo Seul, kemungkinannya sangat kecil untuk sembuh. Ibu Yoo Seul tidak terima dengan diagnosa dokter, lalu menyeret Yoo Seul keluar untuk mencari dokter di rumah sakit lain.

Ibu Yoo Seul mengingatkan Yoo Seul untuk tidak menyerah soal piano. Dia akan mencari cara supaya Yoo Seul tetap bisa bermain piano meski dalam keadaan buta. Ibunya menyuruh Yoo Seul terus melatih kelenturan jemarinya dengan sebuah alat, sementara dia pergi ke toilet. Untuk menangis.





Cha Sik dan ibunya juga ada di rumah sakit itu untuk konsultasi. Cha Sik sudah cemas dengan kemungkinan terburuk yang dihadapinya. Dokter menenangkan bahwa Cha Sik tidak perlu khawatir, dia masih bisa punya anak di masa depan. LOL. Tapi dokter menyarankan Cha Sik untuk istirahat dari olahraga, karena dia harus menjalani operasi perekatan ruas tulang belakang dan efeknya akan membuat tekanan tubuh atas dan bawah Cha Sik bertambah jika dia memaksa olahraga. Cha Sik tertawa lega walaupun terlihat jelas bahwa dia menahan air mata.

Cha Sik tertunduk lesu turun dari tangga menuju atap gedung. Dia lalu dikagetkan dengan tongkat seseorang yang mengenai kakinya. Itu Yoo Seul. Yoo Seul minta maaf karena dia tidak bisa melihat. Dia minta tolong Cha Sik untuk menunjukkannya tangga menuju atap gedung. Cha Sik mengamatinya sesaat, lalu meminta izin untuk memegang tangan Yoo Seul. Tapi karena Yoo Seul merasa segan, Cha Sik menyuruh Yoo Seul untuk memegang lengannya. Lalu mereka berjalan menuju ‘atap gedung’.






Jin Mok yang mencoba menyalurkan perasaannya yang kacau (karena merasa dirinya penyebab kecelakaan Yoo Seul) dengan bermain piano. Tapi pada akhirnya dia menyerah dan pergi ke toko bunga. Mbak Florist langsung menebak Jin Mok ingin memberi bunga untuk pacarnya. Jin Mok menolak nyaris kelewat cepat dan mengatakan bahwa itu hanya untuk temannya, atau juga musuhnya. Mbak Florist tersenyum maklum, mungkin ngira Jin Mok masih malu-malu. Jin Mok sembarangan menunjuk sebuah jenis bunga dan meminta Mbak Florist membuat sebuah buket dari bunga itu sekenanya, tidak perlu cantik. Mbak Florist makin senang menggodanya dengan mengatakan bahwa bunga yang dipilih Jin Mok memiliki arti “Selamanya Cinta”, hahaha. Jin Mok hampir putus asa lalu menjelaskan bahwa dia butuh bunga yang berarti “Semoga cepat sembuh”. Sekaligus “Permintaan Maaf”.



Jin Mok pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Yoo Seul, sambil membawa bunga. Di sana, dia terpaku melihat Yoo Seul yang benar-benar menjadi buta sedang dituntun oleh orang asing (Cha Sik). Jin Mok semakin merasa bersalah melihatnya.

Cha Sik mengantarkan Yoo Seul ke ‘atap gedung’. Yoo Seul berterima kasih pada Cha Sik setelah memastikan tidak ada orang lain di sana. Cha Sik lalu berjalan meninggalkan Yoo Seul. Beberapa saat kemudian, Yoo Seul memantapkan niatnya untuk meninggalkan dunia. Tapi dia aksinya ditunda karena Jin Mok memanggilnya.





Cha Sik membalikkan badan melihat ada orang yang memanggil Yoo Seul. Yoo Seul yang mendengar suara Jin Mok, melarangnya untuk mendekat. Jin Mok berkata bahwa dia khawatir. Yoo Seul menyindir Jin Mok tidak perlu khawatir karena dia sendiri senang dengan keadaannya yang buta, karena dia tidak perlu lagi melihat wajah Jin Mok dan juga notasi-notasi itu. Dia hanya mengkhawatirkan ibunya yang masih saja menyuruh Yoo Seul untuk tetap berlatih piano. Yoo Seul berteriak frustasi mengingat ibunya.

Yoo Seul lalu menyalahkan Jin Mok yang pernah merendahkan ibunya, sehingga ibunya jadi berubah ambisius. Yoo Seul muak selama ini pura-pura suka dengan piano. Dia juga lelah membenci Jin Mok. Jadi sekarang dia ingin berhenti. Setelah mengucapkan selamat tinggal pada Jin Mok, Yoo Seul memejamkan mata dan membiarkan tubuhnya terjun bebas….




Dan ditangkap oleh Cha Sik yang sudah menunggu di bawah mereka. Yoo Seul sempat berteriak histeris sebelum akhirnya sadar kalau dia belum mati. Cha Sik menjelaskan bahwa itu hanya tempat parkir, bukan atap gedung. Dia sudah merasa aneh dengan niat Yoo Seul mencari atap gedung, makanya dia membawa Yoo Seul ke tempat parkir. Dia bahkan menyebut Yoo Seul ‘Deungshin-ah (Bego)’. Yoo Seul marah karena merasa ditipu. Cha Sik menasehati Yoo Seul seharusnya dia menikmati hidup, tidak perlu menyalahkan ibunya ataupun orang lain. Cha Sik merasa menyesal menyelamatkan Yoo Seul. Lalu berdecak dan melangkah pergi dari tempat itu.

Jin Mok yang menyaksikan dari lantai beberapa kaki di atas mereka menegur Cha Sik yang sudah keterlaluan bicara. Cha Sik balas menyindir Jin Mok yang tidak peka, karena membawakan bunga untuk gadis buta. Heh.

Cha Sik akhirnya benar-benar pergi, tapi dia sempat memungut alat untuk latihan kelenturan jari milik Yoo Seul yang tadi Yoo Seul lemparkan ke lantai.



Cha Sik ngobrol dengan ibunya soal dirinya yang baru saja menyelamatkan nyawa seorang gadis yang berniat bundir. Cha Sik bangga pada dirinya sendiri, menambahkan info bahwa gadis itu terkenal dengan  piano. Ibunya heran kenapa gadis itu berniat bundir. Dia lalu bertanya kenapa Cha Sik juga sempat ke atap gedung (sebelum dia berpapasan dengan Yoo Seul). Cha Sik berdeham dan menjawab kalau dia hanya mencari udara segar.

Mereka tiba di luar rumah sakit ketika hujan turun. Ibu Cha Sik mengeluarkan payung dan mencoba membukanya tapi ternyata gagangnya lepas sehingga payungnya jatuh ke tanah yang basah. Cha Sik tertawa terbahak-bahak melihat kekonyolan ibunya. Beberapa kali ibunya mengulangi tindakannya, saat itu pula Cha Sik tertawa. Hingga ibunya sadar bahwa Cha Sik sebenarnya berusaha keras menahan supaya tidak menangis di depan ibunya. Ibunya memeluk Cha Sik, berkata bahwa semua akan baik-baik saja. Cha Sik menumpahkan perasaan yang sebenarnya tentang kemungkinan dirinya yang tidak bisa kembali pada olahraga. Dia tidak tahu harus bagaimana karena selama ini dia hanya punya olahraga.



Cha Sik mengurung diri di kamarnya sepanjang hari, menghabiskan waktunya dengan mendengarkan musik, membaca manhwa atau juga mitesin plastik berbalon (aku juga suka banget mitesin balon-balon itu. Rasanya ada kepuasan tersendiri ketika ngeliat gak ada satupun lagi balon tersisa di plastik itu). Karena cedera yang dialaminya, otomatis Cha Sik harus menulis surat pengunduran diri dari sekolah olahraganya. Ibunya mengamatinya dengan sedih, lalu membuka album foto lama dan mengambil sebuah foto dari sana. Berharap foto itu bisa menjadi alasan untuk Cha Sik tetap bersemangat melanjutkan hidup.





Di rumah Yoo Seul, ibunya yang sedang disibukkan dengan memasang bantalan pembatas pada pinggiran meja untuk memudahkan langkah Yoo Seul di rumah terus bicara soal latihan piano Yoo Seul yang akan dipandu guru khusus pengajar murid tuna netra. Yoo Seul hanya harus berlatih lebih keras. Yoo Seul mengiyakan dengan lesu. Yoo Seul mengingat bahwa selama ini dia selalu menuruti perintah dan kemauan ibunya. Lalu perkataan Cha Sik kembali terbayang soal dirinya yang selama ini telah membohongi ibunya dengan pura-pura mencintai piano.



Kembali ke rumah Cha Sik. Ibu menyuruh Cha Sik untuk mandi dan makan karena ada sesuatu yang akan dia sampaikan. Cha Sik hanya mengiyakan tanpa berniat beranjak dari kasurnya. Tapi ketika ibunya berkata dia akan memberitahu perihal ayah Cha Sik, tanpa pikir dua kali Cha Sik segera bangkit dari kasurnya.

Sembari makan malam, ibu menunjukkan pada Cha Sik sebuah foto lama. Ibunya memberitahu kalau pria dalam foto itu adalah ayah kandung Cha Sik. Cha Sik tidak percaya karena merasa wajahnya tidak mirip dengannya. Ibu menjelaskan kalau pria itu berasal dari keluarga kaya dan pintar. Ibunya baru sadar kalau dirinya mengandung Cha Sik setelah putus dari pria itu. Cha Sik paham karena ibunya pasti minder dengan keadaannya. Ibunya menjelaskan bahwa ayah Cha Sik adalah seorang pianis terkenal. Karena itu jemari Cha Sik yang ramping dan panjang tidak seperti jemari seorang atlet (yeap, aku iri dengan jemarinya Jisoo :p). Juga dengan nada panggilan Cha Sik yang memilih Fur Elise (Beethoven ‘Fur Elise’). Itu sudah menunjukkan bahwa gen ayahnya mengalir juga di tubuh Cha Sik.

Cha Sik kembali bersemangat setelah mendengar penjelasan ibunya. Membuatnya memiliki harapan bahwa dia bisa memilih jalur lain selain olahraga untuk melanjutkan hidupnya. Dia meminta izin pada ibunya kalau dia akan mencari ayahnya jika sudah sukses nanti. Ibunya tersenyum haru, mendukungnya untuk menemui ayahnya jika sudah berhasil nanti.







Yoo Seul berkata ada yang ingin disampaikannya pada ibunya. Dia tampak sudah lama memikirkan hal ini tapi baru sekarang mendapat keberanian untuk bicara.

“Aku ingin berhenti bermain piano.”


Sementara itu, Cha Sik yang sangat bersemangat, berlari-lari kecil menghampiri poster ayahnya di pinggir jalan. Dia bicara pada poster itu sambil tersenyum cerah,

“Ayah, aku akan mulai belajar main piano.”




 Komentar :

Aku udah lama nungguin mini drama ini sejak tahun lalu. Dan udah menduga kalau akan banyak adegan angst yang menguras air mata (ehm, seenggaknya bikin air mata ngegantung di kelopak mata ya). Tapi… gak nyangka kalo akan ada selingan unsur komedinya macam ini!! Suka. Suka. Suka.

Dari segi casting, thumbs up buat semua main casts yang memerankannya. Kim So Hyun sebagai Yoo Seul, sebagai cewek yang menurutku bukan sombong ya, tapi semacam kasar dan di sisi lain anak yang penurut. Aku ngerasa dia ini sejak awal emang gak niat musuhan sama rivalnya, Jin Mok. Tapi demi menuruti perintah ibunya, dia jadi memperlihatkan pribadi yang membuat orang menilainya sombong dan keterlaluan dalam bicara. Yoo Seul ingin memberontak, tapi dia tidak bisa melakukannya, karena pada dasarnya Yoo Seul adalah anak yang baik. Aku selalu suka sama akting Kim So Hyun sejak dia main di The Moon that Embraces the Sun (TMTES), walaupun perannya antagonis. Dia termasuk salah satu aktris cilik -beranjak dewasa-Korea yang mampu ngebuktiin bakat aktingnya yang amazing. Mau peran antagonis, bullied, bully, mengenaskan, So Hyun bisa ngebawainnya dengan baik.

Yoon Yoo Seul. Peringkat 1 SMA Seni Hanju. Jurusan Piano


Seo Jin Mok (Shin Jae Ha). Aigooya~ pas pertama lihat dia jadi cameo di Pinocchio (sebagai Jae Myung kecil), aku udah nginget wajahnya. Aktingnya pas marah sambil bawa piala milik ayahnya bener-bener kerasa asdfghjklvngc#$@#daebak. Ketika lihat adegan itu, aku ikutan merinding, berasa ada di antara reporter yang ada di sana. Sayang di Sassy Go Go, perannya gak terlalu wah. Makanya aku bersyukur dia ikutan drama ini, karena aku yakin Jae Ha adalah aktor yang bagus. Jarang-jarang ada aktor rookie yang bisa ngebawain peran emosional dengan baik.
Tentang karakternya sebagai Jin Mok, oh shoot, kupikir dia bakal jadi 2nd lead brengsek ala kadarnya. Aku gak nyangka kalo Jin Mok punya sisi lain yang bikin aku ngerasa dia lebih manusiawi dibanding 2nd lead di drama lain pada umumnya. Udah terlalu bosan juga sama 2nd lead yang terlalu baik, hobinya menggoda lead female dan ujungnya rela menderita asalkan wanita yang dicintainya bahagia, huaa~ Jin Mok cuma orang yang punya harga diri tinggi. Yang paling gak suka mendengar kritikan orang terhadapnya. Makanya dia benci banget sama ibu Yoo Seul. Tapi menurutku kalo ke Yoo Seul, dia lebih ke iri daripada benci. Karena dia juga masih punya perasaan bersalah dan khawatir dengan Yoo Seul. Walaupun dia gak nunjukinnya terang-terangan (kalo di Jepang di kenal dengan istilah tsundere, kkk). Iri karena Yoo Seul ada 1 tingkat di atasnya. Jin Mok cuman ingin orang-orang mengenalnya sebagai Si Jenius Jin Mok.

Seo Jin Mok. Peringkat 2 SMA Seni Hanju. Jurusan Piano


Kim Jisoo (Jung Cha Sik)

Oh halo my another 93 liner fav. actor~ ahihi, omo~ speechless lah sama kemampuan akting Jisoo di sini. Scene paling nyess itu ketika Jisoo ketawa ngakak ngeliat payung ibunya copot dari gagangnya, lalu beberapa detik kemudian, ketawa lepasnya itu berubah jadi tangisan. My~ dia kelihatan bener-bener alami. Aku bener-bener ketipu sama ekspresi ketawanya Cha Sik, kupikir dia emang nganggep kejadian itu lucu. Tapi ternyata itu adalah kamuflase air matanya.

Jung Cha Sik. SMA Olahraga Woojung. Atlet Timnas Lompat Galah


Soal alur cerita. Keterlaluan!! 3 episode buat drama menjanjikan ini?? Sassy Go Go, yang sama kerennya aja 12 episode. Mungkin KBS masih agak trauma ya karena kegagalan perolehan rating drama sekolah mereka.  Bagiku sih gak masalah, aku bakal tetap nonton kalo emang dramanya bagus. Rating buat episode perdana Page Turner juga cuma berkisaran 3-4%. Kabar gembiranya, Page Turner jadi trending di situs pencarian di Daum dan Naver, udah cukup deh jadi bukti kalo drama ini banyak yang suka dan apresiasi. Bukan cuma karena para pemainnya, tapi juga alur cerita yang cepat tapi gak terkesan melompat-lompat. Aku suka bagaimana tim produksi mengaitkan kejadian yang dialami Yoo Seul dengan Cha Sik. Ketika mereka berdua di atas angin, ketika mereka berdua mendapat musibah, ketika mereka berdua terpuruk. Di antara amarah Jin Mok. Yoo Seul yang tingkat kepercayaan dirinya tinggi dan terkesan arogan, dengan Cha Sik yang kepribadiannya selonong boy dan cerah. Dan mereka dipertemukan oleh sebuah tragedi dalam kehidupan mereka masing-masing.

Mereka juga sama-sama memiliki ibu yang sangat peduli dengan mereka. Bedanya, Yoo Seul memiliki ibu tipe pengontrol, sedangkan Cha Sik memiliki ibu tipe supporter. Dua tipe ibu yang pasti kita bisa temui di real life. Keduanya memiliki tujuan yang sama, demi kebahagiaan anak-anaknya, tapi mereka punya jalan pemikiran berbeda tentang bagaimana cara melindungi permata mereka.

Gak sabar buat lanjut episode 2 ><

160329, 18.00 WIB

Ujen/박수잔

6 komentar:

  1. Yg pas insiden Cha Sik tu, langsung ku skip, lah tau bakalan cak mano kejadiannyo.
    Idk sanggup aku kalu nak jingok scene itu :v

    Btw, pantesan bae raso idk asing dgn yg jadi Jin Mok tu, ternyato dio yg jd Jae Myung remaja di Pinocchio :3
    Duh, sayang bae drama keren cak ini cuma tiga epsde ~T_T~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hyung malah penasaran kek mano mereka ngesyut scene itu :v

      Haha, baru nyadar yo? Beda yo samo penampilannyo di SGG jugo.

      Kalo dak salah inget, minggu ini tayang 2 episode sekaligus. Wow.

      Hapus
  2. Nah iyo, minggu ini langsung tayang duo episode.
    Tp sabtu besok aku ado gawe, mano kuota aku lah habis pulo,baru tanggal 4 agek perpanjangannyo ~T_T~

    BalasHapus
  3. Aigoo,,,mian ru comment skrg, krn eon baru nntn td malem :3 btw ini eon Nisa, haha
    unn ikut jerit pas scene Cha sik kena galah, pasti sakit bgt TT
    sukak sm karakter mereka bertiga,, apalagi Ji soo ><
    Cha sik itu moody'an ya, gampang bgt suasana hatinya berubah,, sm kek eonni :v #maksa

    ooh jd si Jin Mok prnh main di Pinochio, pantes td mlm nntn dy kek gak asing
    btw di SSG dy jd siapa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha, gwaenchanha..
      Eonni udah nnton juga? Kkkk, apes kali si Cha Sik. Kepribadiannya kek buldozer, emang bener ya. Tuh orang serba buru-buru, pemikirannya jangka pendek. Tapi cute, polos gitu.

      Jin Mok di SGG jadi anggota grup Baekho yg berkacamata. Nyadar gak? Hahahaha :v

      Hapus
  4. iy Udah nnton mpe ep. 2
    mudah kepancing emosi si Cha Sik,, gk mikir panjang,, tp dy gk gampang nyerah, itu plus nya.

    Astaga,,dy yg si kacamata itu?? aigoo,,sumvah gk nyadar sm sekali.
    pas nntn SSG eon sempat mikir gini "klo dy gak pake kacamata n' gk jutek gtu, pasti kece" ... trnyata emg kece beneran >,<

    BalasHapus